
PARA pelaku usaha optimistis Jawa Barat masih menjadi provinsi yang paling menjanjikan untuk investasi. Selain memiliki jumlah penduduk yang paling banyak, kondusivitas keamanan yang relatif terjaga merupakan daya tarik lainnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, menilai iklim investasi di Jawa Barat semakin menjanjikan terutama dari sisi keamanan dan kenyamanan. Terlebih, sudah ada komitmen bersama yang dilakukan seluruh unsur Forkopimda di Jawa Barat dalam memberantas premanisme, belum lama ini.
"Kami mengapresiasi penandatanganan komitmen bersama antara Gubernur Jawa Barat, Ketua DPRD Jawa Barat, Pangdam III Siliwangi, Pangdam Jaya, Kapolda Jabar, Kejati Jabar, dan Kapolda Metro Jaya mengenai sinergi pemberantasan aksi premanisme di Jawa Barat. Investor jangan ragu masuk Jawa Barat," kata Ning, Kamis (27/2).
Menurutnya, hal ini menjadi angin segar bagi pelaku usaha karena adanya jaminan terbebas dari aksi premanisme.
"Kami mengapresiasi dan mendukung penuh langkah Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi dunia usaha melalui pemberantasan ormas yang mengganggu kegiatan bisnis. Komitmen ini menjadi angin segar bagi pelaku usaha yang selama ini menghadapi gangguan dari ormas, baik yang terjadi di kawasan
industri maupun industri di luar kawasan," bebernya.
Dampak positif
Dia meyakini komitmen memberantas premanisme dan oknum organisasi masyarakat yang menghambat dunia usaha akan berdampak positif bagi iklim investasi di Jabar, terutama jaminan keamanan dalam berusaha, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi.
"Keamanan dalam berusaha akan melindungi investasi di Jabar, yang artinya juga melindungi karyawan untuk tetap bekerja dan terhindar dari potensi pemutusan hubungan kerja (PHK)," ujarnya.
Kondisi inipun diyakini akan melindungi masyarakat sekitar perusahaan yang memiliki usaha sebagai efek ganda dari adanya investasi.
"Saat ini Jawa Barat memiliki 1,76 juta pengangguran atau sebesar 23,7% dari jumlah pengangguran nasional. Ini menjadi yang tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu penting untuk memastikan bahwa jangan sampai ada lagi pekerja yang menjadi korban PHK akibat hengkangnya investasi dari Jawa Barat," jelas Ning.
Sebaliknya, menurut dia, perlu upaya untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru dengan meningkatkan iklim investasi, yang salah satunya melalui jaminan keamanan berusaha.
"Maka dari itu Jawa Barat membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas dalam menegakkan hukum serta menciptakan iklim usaha yang kondusif," ujarnya.
Lebih lanjut, Ning berharap kolaborasi dan komunikasi antara pemerintah dan dunia usaha terjalin semakin erat.
"Dengan sinergi yang kuat, pemerintah dan pelaku usaha dapat bersama-sama menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta membangun Jawa Barat yang lebih maju dan kompetitif," tandasnya.