Anemia pada Remaja Bisa Hambat Kemampuan Belajar di Sekolah

2 weeks ago 14
Anemia pada Remaja Bisa Hambat Kemampuan Belajar di Sekolah Petugas puskesmas menyiapkan pil penambah darah untuk remaja putri (rematri) di SMP Negeri 4 Banda Aceh, Aceh, Senin (20/1/2025).(ANTARA/IRWANSYAH PUTRA)

PENYAKIT anemia pada remaja ternyata dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan remaja hingga pembelajaran di sekolah.

Anemia merupakan suatu kondisi tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat atau kekurangan hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan dan organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, sehingga dapat terjadi gejala anemia,

Terdapat berbagai jenis anemia, seperti anemia yang terjadi bisa diakibatkan defisiensi zat besi atau diakibatkan kekurangan asam folat atau vitamin B12. Selain itu anemia hemolitik yang diakibatkan pecahnya sel darah merah, anemia karena perdarahan atau karena sebab-sebab lainnya sepeti kanker dan juga anemia yang diakibatkan kondisi genetik seperti thalassemia, anemia sel sabit, dan lainnya.

Dokter spesialis anak sub spesialis hematologi dan onkologi anak RSAB Harapan Kita, Dina Garniasih menjelaskan anemia dapat menghambat tumbuh kembang remaja karena oksigen tidak akan sampai ke seluruh jaring tubuh yang sedang bertumbuh. 

"Dampak anemia pada pertumbuhan dan perkembangan remaja yakni pertumbuhan yang terhambat, maka sayang sekali kalau tingginya kurang apalagi jadi stunting," kata Dina dalam  talkshow, Sabtu (1/2).

Dina menegaskan remaja dengan anemia sering kali mengalami sulit konsentrasi sehingga akan mengalami kesulitan dalam belajar atau juga dalam menghafal menyebabkan prestasi belajar bisa menurun. Selain itu nafsu makan remaja juga bisa turun atau makan lebih sedikit dari biasanya.

Apabila anemia tidak diobati dapat menyebabkan pertumbuhan pada remaja terhambat. Kemudian perkembangan kognitif terganggu seperti menurunnya konsentrasi, daya ingat atau memori dan juga kemampuan belajar pada remaja.

Selain itu penurunan Hb juga bisa menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga remaja lebih rentan terhadap infeksi. Jadi lebih mudah sakit, demam, batuk, dan pilek.

"Selain itu anemia pada remaja juga bisa menyebabkan keterlambatan pubertas. Jadi pada beberapa kasus juga terjadi pada remaja yang anemia ternyata pubertasnya mengalami keterlambatan," ungkapnya.

Diketahui jika kadar hemoglobin (Hb) pada seseorang di bawah 12 g/dL maka termasuk anemia. Bahkan pada jenis kasus anemia tertentu kadar Hb hanya 5 g/dL. 

Dina menjelaskan pada remaja sering kali terjadi anemia diakibatkan oleh kekurangan zat besi. Adapun yang menjadi faktor resikonya pada remaja memerlukan lebih banyak lagi zat besi dan juga nutrisi lainnya yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah.

Kekurangan zat besi dalam makanan atau juga kehilangan besi akibat menstruasi bisa menyebabkan anemia. Selain itu faktor resikonya penyakit kronis seperti penyakit ginjal, cedera, tindakan operasi, kondisi genetik, autoimun, atau juga infeksi kronis.

Bahkan infeksi tuberkulosis (Tb) di masyarakat juga bisa menyebabkan anemia. Begitu pula infeksi-infeksi yang akut kondisi-kondisi infeksi misalnya demam tifoid juga bisa menyebabkan anemia pada remaja.

Adapun gejala anemia pada remaja sangat bervariasi tergantung dari tingkat keparahan dan juga penyebab anemia itu sendiri. Seringkali remaja tidak menyadari bahwa mereka ternyata menderita anemia karena yaitu luasnya spektrum klinis pada anemia.

Gejala umum antara lain seperti lemah, letih, lesu, atau mudah lelah. Remaja sering merasa lelah sepanjang waktu bahkan setelah istirahat yang cukup dan kondisi pucat terutama di sekitar mata, bibir dan juga sekitar kuku.

"Anemia juga bisa menyebabkan sesak nafas karena hemoglobin yang mengambil oksigen ke seluruh tubuh tentu saja dengan hemoglobin yang rendah, remaja bisa mengalami sesak nafas terutama saat beraktifitas. Selain itu bisa juga sakit kepala, pusing, kemudian jantung berdebar karena jantung juga akan berusaha memompakan darah lebih banyak lagi tujuannya untuk meningkatkan oksigen ke jaringan," jelasnya.

Anemia bukan pada remaja saja bahkan sejak bayi sekalipun itu bisa mengalami anemia hingga di usia lanjut dan gejala-gejalanya kurang lebih serupa.

Dina menyarankan apabila ditemukan gejala-gejala tersebutharus memeriksakan anak dan juga remaja ke dokter untuk diperiksakan darah lengkap dari situ akan terlihat bagaimana kadar Hb dalam tubuh.

Asupan nutrisi

Maka nutrisi yang adekuat diperlukan untuk membentukkan sel darah merah yang normal. Pencegahan anemia adalah makan makanan yang kaya zat besi sangat penting untuk mencegah dan juga mengatasi anemia. Ia mencontohkan bahan-bahan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging merah, sayuran-sayuran hijau seperti bayam, kangkung mengandung zat besi yang tinggi.

Selain itu kacang-kacangan seperti kacang merah, ada juga hati ayam atau hati sapi memiliki kandungan zat besi tinggi.

"Demikian pula telur. Selain itu makanan yang memang sudah difortifikasi atau diperkaya dengan zat besi antara lain sereal untuk sarapan, roti yang diperkaya dengan zat besi . Selain makanan yang tinggi akan zat besi makanan yang mengandung vitamin C juga penting kita konsumsi untuk membantu penyerapan zat besi dalam tubuh," pungkasnya.

Makanan yang mengandung vitamin C dalam dosis yang cukup tinggi antara lain buah-buahan seperti jeruk, strawbery atau juga sayur-sayuran seperti brokoli. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |