
HASAN Nasbi, seorang konsultan politik dan pendiri Cyrus Network, mencatatkan perjalanan politik yang dinamis di Indonesia. Berikut adalah lima fakta penting perjalanan Hasan Nasbi hingga akhirnya mengundurkan diri sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).
1. Aktif Mendukung Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019
Pada awal karier politiknya, Hasan Nasbi dikenal sebagai pendukung kuat Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Ia juga aktif dalam gerakan relawan "Teman Ahok" untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2017. Aktivitas ini memperkuat reputasinya sebagai salah satu penggerak komunikasi politik berbasis relawan.
2. Beralih Mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Menjelang Pilpres 2024, Hasan Nasbi membuat langkah politik baru dengan mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ia bergabung sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran setelah meminta restu dari Presiden Jokowi. Langkah ini menunjukkan fleksibilitas strategi politik Hasan dalam membaca dinamika kekuasaan.
3. Dilantik Menjadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO)
Pada 19 Agustus 2024, Hasan Nasbi diangkat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) oleh Presiden Jokowi.
PCO dibentuk untuk mengoordinasikan komunikasi strategis pemerintah, menggantikan model juru bicara presiden tradisional. Ini menandai pencapaian besar dalam karier Hasan di pemerintahan pusat.
4. Dipertahankan oleh Presiden Prabowo Subianto
Setelah kemenangan Prabowo-Gibran dan pelantikan Prabowo sebagai Presiden pada Oktober 2024, Hasan Nasbi tetap dipercaya melanjutkan perannya sebagai Kepala PCO.
Pengangkatan ini menunjukkan kepercayaan lintas administrasi terhadap kemampuan Hasan dalam mengelola komunikasi pemerintahan di tengah transisi politik.
5. Mundur dari Jabatan Setelah Kontroversi
Pada 29 April 2025, Hasan Nasbi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala PCO. Ia menyampaikan bahwa keputusannya diambil demi kebaikan komunikasi pemerintah di masa depan.
Meskipun tidak secara langsung dikaitkan, pengunduran diri ini terjadi di tengah kontroversi atas komentarnya terkait kasus teror kepala babi terhadap seorang wartawan.
Sebagai pengganti, Presiden Prabowo menunjuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi untuk mengambil alih peran juru bicara presiden.
Perjalanan Hasan Nasbi dari seorang konsultan politik hingga juru bicara dua presiden yang berbeda dalam waktu singkat mencerminkan ketajaman naluri politik dan keterampilan komunikasi yang luar biasa.
Meski berakhir dengan pengunduran diri, karier Hasan Nasbi tetap menjadi studi menarik tentang dinamika komunikasi politik di Indonesia. (Z-10)