3 Dampak Negatif Media Sosial bagi Penderita Bipolar yang Perlu Diwaspadai

6 hours ago 4
3 Dampak Negatif Media Sosial bagi Penderita Bipolar yang Perlu Diwaspadai Ilustrasi(freepik)

BAGI individu yang mengalami kondisi bipolar, menjaga stabilitas emosi adalah hal yang sangat penting. Sayangnya, kehadiran media sosial dapat mengganggu stabilitas dan memicu kecemasan.

Sebuah penelitian menunjukkan siklus perbandingan di antara individu, tekanan untuk selalu tampil sempurna, serta paparan terhadap konten yang memicu perasaan negatif, dapat menjadi penyebab meningkatnya kecemasan pada mereka yang sudah rentan secara emosional.

3 Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial Bagi Penderita Bipolar

1. Sumber Informasi dan Disinformasi

Media sosial menawarkan akses cepat untuk mendapatkan informasi, termasuk bagi mereka yang menderita bipolar dan ingin mempelajari lebih lanjut tentang kondisi mental mereka. Banyak organisasi kesehatan mental rutin membagikan informasi dan pengalaman tentang pengelolaan gangguan bipolar yang efektif. Sayangnya, informasi di media sosial tidak semua akurat.

2. Media Sosial Dapat Menyebabkan Stigma Negatif

Stigma mengenai gangguan bipolar dapat memberikan dampak yang merugikan bagi para penderita, mendorong terjadinya kecemasan, depresi, dan menurunkan kualitas hidup mereka. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 menganalisis unggahan mengenai gangguan bipolar di platform X, dan menemukan unggahan yang mengandung stigma tersebut lebih banyak dibandingkan dengan gangguan kesehatan mental lainnya.

Konten atau postingan seperti ini dapat memberikan dampak buruk pada keadaan emosional orang dengan bipolar. Oleh karena itu, mereka perlu menyaring informasi yang diterima dari media sosial.

3. Memicu Perilaku Kompulsif

Media sosial dapat memicu perilaku kompulsif, yaitu tindakan yang dilakukan secara berulang tanpa henti. Hal ini menyebabkan para penderita bipolar terlalu terfokus pada media sosial, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berselancar tanpa memperhatikan rutinitas sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan tahun 2021 menunjukkan 66% dari penderita bipolar merasa menyesal telah melakukan perilaku kompulsif yang dipicu oleh apa yang mereka lihat dan bagikan di media sosial.

Selain itu, media sosial juga sering memberikan iklan atau tautan yang dapat memicu dorongan kompulsif lainnya, seperti kecanduan menonton konten dewasa, belanja impulsif, ketagihan bermain game, hingga perjudian online.

Penderita bipolar disarankan psikiater Melvin McInnis jeda dari media sosial. Ini penting dilakukan untuk mencari ketenangan, misalnya dengan menonton film favorit yang dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih bahagia dan ceria. (Healthline/BpHope/Z-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |