Viral 'Aura Farming': Saat Tarian Pacu Jalur Disorot sebagai Sumber Energi Positif di Media Sosial

7 hours ago 2
 Saat Tarian Pacu Jalur Disorot sebagai Sumber Energi Positif di Media Sosial Ilustrasi(Kuansingkita)

BELAKANGAN media sosial dihebohkan dengan istilah 'aura farming'. Istilah ini muncul setelah beberapa video yang menampilkan tarian tradisional Pacu Jalur menjadi viral. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "aura farming"? Mengapa tarian tradisional Pacu Jalur bisa terlibat dalam fenomena viral ini?

Membedah "Aura Farming"

Secara harfiah, "aura farming" berarti kegiatan untuk mengumpulkan atau mengakumulasi aura. Dalam konteks media sosial, istilah ini menggambarkan usaha yang terencana untuk meningkatkan daya tarik, pesona, atau citra diri seseorang di mata publik, khususnya di platform daring.

Tujuannya bervariasi, mulai dari meraih perhatian yang lebih besar, menambah jumlah pengikut, hingga menarik sponsor atau kesempatan bisnis.

Kegiatan "aura farming" biasanya melibatkan serangkaian tindakan yang dilakukan dengan sengaja. Ini mencakup membangun citra diri dengan membagikan konten yang menunjukkan individu dalam suasana yang positif, sukses, atau memiliki karakteristik menarik. Selain itu, terdapat interaksi yang positif melalui komentar, membalas pesan, atau terlibat dalam diskusi yang membangun citra baik.

Pemilihan estetika sangat penting, seperti penggunaan filter, penerangan, atau gaya visual tertentu untuk menciptakan kesan yang diinginkan. Singkatnya, "aura farming" adalah bentuk dari personal branding yang sangat menekankan pada pembangunan persepsi positif yang mengundang emosi di masyarakat.

Ketika Tarian Pacu Jalur Bertemu "Aura Farming"

Viralnya tarian Pacu Jalur yang dikaitkan dengan "aura farming" berawal dari video yang menunjukkan para penari tampil dengan semangat tinggi dan energik. Banyak pengguna internet yang berkomentar bahwa para penari tersebut "memancarkan aura yang kuat" atau "menyebarkan energi positif. " Dari sinilah muncul spekulasi bahwa ada usaha untuk "memanfaatkan" atau "mengangkat" aura dari tarian tersebut.

Perlu ditekankan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan tarian Pacu Jalur diciptakan untuk tujuan "aura farming". Tarian ini merupakan bagian dari tradisi budaya Riau yang kaya, mencerminkan semangat kebersamaan, kekuatan, dan kegembiraan.

Gerakan energik dan ekspresif dari para penari merupakan manifestasi dari penghayatan mereka terhadap budaya, bukan sekadar usaha menarik perhatian untuk "aura".

Hubungan antara tarian Pacu Jalur dan "aura farming" lebih merupakan cerminan dari bagaimana interpretasi dan narasi berkembang di dunia media sosial. Ketika suatu konten menjadi viral, sering kali muncul berbagai penafsiran yang kadang melenceng dari makna aslinya.

Dalam hal ini, istilah "aura farming" yang sedang populer mendapatkan "sasaran" yang kebetulan cocok dengan karakteristik visual dan emosional dari tarian Pacu Jalur.

Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana konsep "aura" telah menjadi bagian dari kosakata populer di media sosial. Aura, yang pada awalnya berkaitan dengan energi spiritual atau karakter seseorang, kini seringkali digunakan dengan cara yang lebih santai untuk menggambarkan daya tarik atau pesona seseorang di dunia digital. (Berbagai Sumber/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |