
Surat Yasin dan Tahlil, dua amalan yang begitu melekat dalam tradisi keagamaan masyarakat Indonesia, khususnya bagi kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Lebih dari sekadar ritual, membaca Yasin dan Tahlil menjadi wujud bakti seorang anak kepada orang tua yang telah berpulang, sekaligus sarana memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Amalan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki dasar teologis yang kuat dalam ajaran Islam.
Keutamaan Surat Yasin
Surat Yasin, jantungnya Al-Qur'an, demikian Rasulullah SAW menyebutnya. Keutamaan surat ini sangatlah besar, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadis. Membaca Surat Yasin diyakini dapat mendatangkan keberkahan, kemudahan dalam urusan, serta ampunan dosa. Bagi orang yang sedang sakit, membaca Yasin dapat menjadi penawar dan penghibur. Bahkan, bagi mereka yang telah meninggal dunia, bacaan Yasin dapat menjadi penerang kubur dan penambah rahmat.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya segala sesuatu memiliki jantung, dan jantung Al-Qur'an adalah Yasin. Siapa yang membacanya, maka Allah akan mencatat baginya seperti membaca Al-Qur'an sepuluh kali. (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala yang dijanjikan bagi mereka yang gemar membaca Surat Yasin.
Selain itu, Surat Yasin juga mengandung pesan-pesan penting tentang keimanan, tauhid, hari akhir, serta kisah-kisah umat terdahulu. Dengan membaca dan merenungkan makna ayat-ayatnya, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Berikut beberapa keutamaan membaca Surat Yasin:
- Diampuni dosa-dosanya.
- Dimudahkan urusannya.
- Diberkahi hidupnya.
- Menjadi penawar bagi orang sakit.
- Menerangi kubur orang yang telah meninggal dunia.
- Mendapatkan pahala seperti membaca Al-Qur'an sepuluh kali.
Tahlil: Doa dan Dzikir untuk Orang yang Telah Meninggal
Tahlil berasal dari kata tahlil yang berarti mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah). Dalam konteks tradisi NU, tahlil merupakan rangkaian dzikir, doa, dan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang ditujukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Tahlil biasanya dilakukan pada malam-malam tertentu, seperti malam Jumat, malam ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000 hari setelah kematian seseorang.
Tujuan utama tahlil adalah untuk memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT bagi orang yang telah meninggal dunia. Selain itu, tahlil juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim, serta mengingatkan kita akan kematian sebagai bagian dari kehidupan.
Rangkaian tahlil biasanya terdiri dari:
- Pembacaan Surat Al-Fatihah.
- Pembacaan Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
- Pembacaan Ayat Kursi.
- Pembacaan kalimat tahlil (Laa Ilaaha Illallah).
- Pembacaan shalawat Nabi.
- Pembacaan doa tahlil.
Doa tahlil berisi permohonan ampunan, rahmat, dan syafaat bagi orang yang telah meninggal dunia. Dalam doa tersebut, kita juga memohon agar Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkannya di tempat yang mulia di sisi-Nya.
Dasar Teologis Tahlil
Meskipun ada sebagian kalangan yang mempermasalahkan tradisi tahlil, namun NU memiliki dasar teologis yang kuat dalam melaksanakannya. NU berpegang pada dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis yang menunjukkan bahwa doa dan amal saleh orang yang masih hidup dapat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: 'Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.' (QS. Al-Hasyr: 10).
Ayat ini menunjukkan bahwa doa orang yang masih hidup dapat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia. Selain itu, dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya. (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa doa anak saleh dapat menjadi amal yang terus mengalir pahalanya bagi orang tuanya yang telah meninggal dunia. Tahlil, dengan rangkaian doa dan dzikirnya, merupakan salah satu bentuk doa anak saleh kepada orang tuanya.
Selain itu, NU juga berpegang pada kaidah fikih yang menyatakan bahwa segala bentuk ibadah yang tidak dilarang oleh syariat, maka hukumnya boleh (mubah). Tahlil tidak termasuk dalam kategori ibadah yang dilarang, bahkan mengandung unsur-unsur kebaikan seperti dzikir, doa, dan membaca Al-Qur'an.
Perbedaan Pendapat dalam Tahlil
Perlu diakui bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum tahlil. Sebagian ulama memperbolehkan tahlil dengan alasan dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, sementara sebagian ulama lainnya melarangnya dengan alasan tidak adanya contoh dari Rasulullah SAW dan para sahabat.
Perbedaan pendapat ini merupakan hal yang wajar dalam khazanah keilmuan Islam. NU menyikapi perbedaan ini dengan bijak dan toleran. NU menghormati pendapat yang berbeda, namun tetap berpegang pada keyakinan dan tradisi yang telah diwariskan oleh para ulama salaf.
Bagi NU, tahlil bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan wujud cinta dan bakti kepada orang tua yang telah berpulang. Tahlil juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim, serta mengingatkan kita akan kematian sebagai bagian dari kehidupan.
Tata Cara Tahlil Lengkap NU
Berikut adalah tata cara tahlil lengkap NU yang biasa dilakukan di masyarakat:
- Pembukaan:
- Membaca Surat Al-Fatihah (1 kali)
- Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)
- Membaca Surat Al-Falaq (1 kali)
- Membaca Surat An-Nas (1 kali)
- Membaca Ayat Kursi (1 kali)
- Tahlil:
- Membaca kalimat Laa Ilaaha Illallah (100 kali atau lebih)
- Membaca shalawat Nabi (100 kali atau lebih)
- Doa Tahlil:
- Membaca doa tahlil yang berisi permohonan ampunan, rahmat, dan syafaat bagi orang yang telah meninggal dunia.
- Penutup:
- Membaca Surat Al-Fatihah (1 kali)
Berikut adalah contoh doa tahlil yang sering dibaca:
Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Allahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi' mudkhalahu waghsilhu bil maa'i wats tsalji wal barad. Wa naqqihi minadh dhunuubi kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a'idzhu min 'adzaabil qabri wa fitnatihi wa min 'adzaabin naar.
Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya, bersihkanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari dosa-dosa sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, istrinya dengan istri yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur, fitnahnya, dan siksa neraka.
Doa tahlil dapat dibaca dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam berdoa.
Adab dalam Melaksanakan Tahlil
Dalam melaksanakan tahlil, terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan:
- Niat yang ikhlas: Lakukan tahlil semata-mata karena Allah SWT, bukan karena riya atau ingin dipuji orang lain.
- Berpakaian yang sopan: Kenakan pakaian yang bersih dan menutup aurat.
- Berwudhu: Sebelum melaksanakan tahlil, sebaiknya berwudhu terlebih dahulu.
- Khusyuk dan tenang: Laksanakan tahlil dengan khusyuk dan tenang, hindari berbicara atau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
- Menghormati orang lain: Jika melaksanakan tahlil di tempat umum, hindari membuat keributan atau mengganggu orang lain.
- Memahami makna bacaan: Usahakan untuk memahami makna dari setiap bacaan dalam tahlil, agar dapat meresapi dan menghayati doa-doa yang dipanjatkan.
Manfaat Tahlil bagi yang Masih Hidup
Selain bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia, tahlil juga memiliki manfaat bagi yang masih hidup. Di antaranya:
- Mengingatkan akan kematian: Tahlil mengingatkan kita bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang, sehingga kita dapat mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal saleh.
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan: Dengan membaca dzikir dan doa dalam tahlil, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Mempererat tali silaturahmi: Tahlil seringkali dilakukan secara berjamaah, sehingga dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.
- Mendapatkan pahala: Setiap bacaan dzikir dan doa dalam tahlil akan mendatangkan pahala dari Allah SWT.
- Menentramkan hati: Dengan berdzikir dan berdoa, hati kita akan menjadi lebih tenang dan damai.
Kesimpulan
Surat Yasin dan Tahlil merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, khususnya bagi kalangan NU. Membaca Yasin dan Tahlil bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki dasar teologis yang kuat dalam ajaran Islam. Amalan ini dapat menjadi wujud bakti seorang anak kepada orang tua yang telah berpulang, sekaligus sarana memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum tahlil, namun NU tetap berpegang pada keyakinan dan tradisi yang telah diwariskan oleh para ulama salaf. Dengan melaksanakan Yasin dan Tahlil dengan ikhlas dan khusyuk, kita berharap dapat meraih keberkahan, kemudahan, dan ampunan dari Allah SWT, serta memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita tentang Surat Yasin dan Tahlil dalam tradisi NU. Mari kita senantiasa menghidupkan amalan-amalan yang baik, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.
Wallahu a'lam bish shawab.