Sebelum Memvonis, BGN Turunkan Tim Investigas untuk Memastikan Penyebab Kasus Dugaan Keracunan MBG di Bandung

12 hours ago 4
Sebelum Memvonis, BGN Turunkan Tim Investigas untuk Memastikan Penyebab Kasus Dugaan Keracunan MBG di Bandung Ilustrasi.(Antara)

BADAN Gizi Nasional (BGN) menyampaikan telah melakukan langkah cepat dan menyeluruh dalam menyelidiki penyebab insiden dugaan keracunan pangan dalam Program Makanan Bergizi (MBG) yang menimpa sejumlah siswa di wilayah Bandung dan Tasikmalaya. Salah satu kejadian terbaru dilaporkan terjadi di lingkungan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya.

“Menyikapi munculnya kasus serupa di beberapa wilayah, kami menegaskan komitmen BGN untuk mengusut secara tuntas penyebabnya dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah terulangnya kejadian serupa," kata Kepala BGN, Dadan Hindayana dalam keterangan resmi, Sabtu (3/5).

Tim Investigasi

Laporan insiden dugaan keracunan muncul dari wilayah SPPG Bandung, tepatnya di Kecamatan Coblong. Menyikapi hal ini, BGN telah menerjunkan tim investigasi gabungan dan tengah menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan bahan mentah yang digunakan, yang diperkirakan akan tersedia dalam 10 hari ke depan.

BGN juga memastikan bahwa siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan di fasilitas kesehatan setempat.

"Kami memahami kekhawatiran yang muncul di tengah masyarakat. Untuk itu, kami mengimbau seluruh pihak agar tetap tenang dan menunggu hasil resmi investigasi. BGN akan terus menyampaikan informasi secara terbuka dan bertanggung jawab," ujar Dadan.

Langkah Korektif

Sebagai langkah korektif dan preventif, Badan Gizi Nasional juga segera melakukan pengetatan terhadap prosedur distribusi makanan, khususnya pada protokol keamanan saat proses pengantaran dari dapur ke sekola.

Pengetatan juga dilakukan pada pembatasan waktu maksimum pengantaran untuk menjaga kualitas makanan. Mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa, ada juga batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi, hingga kewajiban uji organoleptik (uji tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap makanan sebelum dibagikan.

Peristiwa ini menjadi refleksi penting bagi seluruh pemangku kepentingan Program MBG untuk meningkatkan kualitas, pengawasan, dan ketelitian di setiap tahapan penyelenggaraan. Evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dalam program ini ke depannya.

"Badan Gizi Nasional berkomitmen menjaga kepercayaan publik dan memastikan program MBG tetap menjadi solusi gizi yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia," tegasnya.

Kuatkan Pengawasan

BGN menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak termasuk satuan pendidikan, ahli gizi, penyedia bahan pangan, serta institusi pengawasan mutu untuk memastikan bahwa seluruh proses penyediaan MBG, mulai dari pemilihan bahan hingga distribusi, memenuhi standar keamanan dan kelayakan konsumsi.

Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya, Michael Julius Tobing menyampaikan bahwa semua prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan secara teliti sebelum pengolahan.

“Setiap komponen menu seperti tahu, ayam, beras, sayur, dan kentang diperiksa kualitasnya secara menyeluruh sebelum diolah,” ujarnya.

Ahli Gizi

Hasil uji awal yang dilakukan tim ahli gizi SPPG menunjukkan bahwa makanan dalam kondisi baik sebelum dikirim ke penerima manfaat.

“Kami memastikan seluruh proses, baik pengolahan maupun distribusi, sesuai dengan standar operasional. Namun investigasi mendalam tetap diperlukan untuk memastikan titik kritis masalah,” pungkasnya. (Iam/P-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |