
Krisis geopolitik, perang dagang, hingga kebijakan tarif impor Amerika Serikat menjadi tantangan di tengah target pertumbuhan ekonomi. Menjawab tantangan tersebut, Sandiaga Uno menegaskan bahwa Indonesia memiliki sektor ekonomi unggulan yang bisa diandalkan, yakni sektor ekonomi kreatif.
Pernyataan itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk Inovasi dan Kolaborasi Strategis antara Pemerintah, Akademisi, dan Sektor Swasta untuk Mempercepat dan Meraih Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di University College London (UCL), Inggris pada Minggu (6/7).
Guna mempercepat sekaligus meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI itu menyampaikan, sektor ekonomi kreatif bisa diandalkan. Sektor ini, lanjut Sandiaga, telah teruji menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ekonomi kreatif adalah sektor yang tumbuh paling cepat, inklusif, dan tangguh. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhannya dua kali lipat lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Sandiaga dalam siaran tertulis pada Rabu (9/7).
Berdasarkan data Kemenparekraf 2025, sektor ini telah menyumbang lebih dari Rp1.500 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, sektor ekonomi kreatif telah berhasil menciptakan 23 juta lapangan kerja.
"Subsektor unggulan seperti kuliner, kriya, aplikasi, dan permainan menjadi pendorong utama ekspor dan daya saing global," ungkapnya.
Meski demikian, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, Sandiaga menegaskan bahwa dibutuhkan kolaborasi Triple Helix, yakni kolaboasi yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan sektor swasta.
Pemerintah, lanjutnya, menyediakan regulasi dan insentif, sedangkan akademisi mendorong penelitian dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sementara sektor swasta, bertugas meningkatkan investasi dan akses pasar.
“Negara-negara seperti Vietnam dan Korea Selatan berkembang pesat karena memiliki ekosistem triple helix yang kuat. Sendiri kita bisa tumbuh, tetapi bersama kita bisa melompat,” tambahnya.
Bersamaan dengan itu, untuk mencapai pertumbuhan 8%, Sandiaga menyarankan dua langkah strategis. Pertama meningkatkan rasio pengusaha dari 3,47% menjadi minimal 4%. Kemudian mempercepat digitalisasi UMKM dan mendukung startup lokal untuk efisiensi dan ekspansi pasar
“Teknologi harus memberdayakan masyarakat, terutama keluarga, pemuda, dan usaha kecil,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya meminta para diaspora, termasuk para mahasiswa di luar negeri untuk menerapkan konsep 3Si, yakni Inovasi, Adaptasi, Kolaborasi.
Selain itu, menerapkan semangat 4As, yaitu Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas dan Kerja Ikhlas.
“Kita perlu terus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. Dengan semangat 4As, diaspora bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya. (E-3)