
DUA pria dan satu perempuan itu ialah Rouge. Group musik asal Prancis ini dikenal sebagai kelompok seniman yang membawakan musik bernuansa klasik Eropa.
Mereka memadukan elemen kontemporer yang kaya warna dan emosi. Ketiga personelnya memiliki latar belakang vokal dan instrumen yang kuat.
Malam itu, Minggu (20/7), Rouge tampil di The Papandayan (TP) Stage, Papandayan Hotel, Bandung. Di depan ratusah penikmat jazz, ketiganya tampil kompak membawakan sejumlah karya, di antaranya Pink Flamingo, Voglio Una Casa dan Bella Ciao.
Musik yang mengalun lembut dari dentingan piano, bass dan drum yang dipukul berirama mendominasi penampilan mereka. Sesekali, musik mereka meningkat cepat dan lebih dinamis, memperdengarkan lantunan musik yang nikmat di telinga pendengarnya.
"Selamat berjumpa. Kami senang ada di Bandung. Semoga Anda semua bisa menikmati musik kami," ungkap Madeleine Cazenave, pemain piano sekaligus komponis kelompok ini.
Rouge yang juga diperkuat Sylvain Didou pada kontrabas dan Boris Louvet pada drum dan elektronik ini menampilkan sejumlah karya yang menggugah. Musik mereka bergaya yang menyentuh unsur-unsur musik tradisional, chanson Prancis, hingga pop teatrikal.
Maret 2025 lalu, Rouge merilis album bertajuk Vermeilles. Dengan identitas visual dan musikal yang unik, Rouge menciptakan ruang tersendiri di kancah musik independen Eropa.
Album mereka itu mendapat pujian dari media jazz terkemuka seperti Jazz Magazine, FIP, dan France Musique. Album itu diakui sebagai karya yang penuh emosi, berani, dan sangat estetis.
Rouge terbentuk pada akhir 2018. Kelompok musik ini menjadi bagian dari gelombang baru jazz Prancis.
Dengan pendekatan musik atmosferik dan kontemplatif, Rouge menciptakan musik yang menggabungkan jazz, musik klasik abad ke-20, dan pop-folk modern.
Enam kota
Penampilan Rouge sebagai bagian dari Road The Papandayan Jazz Fest 2025 itu menjadi salah satu tur konsernya di Indonesia.
Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Prancis–Indonesia, Rouge melakukan tur konser dan workshop di enam kota di Indonesia pada 19 Juli hingga 2 Agustus. Selain di Bandung, mereka tampil di Jakarta, Surabaya, Probolinggo, Yogyakarta dan Ubud Bali.
Jazz di Prancis sudah berkembang sejak lama. Diperkenalkan oleh tentara Afrika-Amerika pada Perang Dunia I, musik ini berkembang di radio dan klub-klub.
Pemusik kontemporer muda pun muncul di Paris. Di antaranya Django Reinhard hingga Michel Petrucciani, Stephane Grapelli, Michel Legrand dan Didier Lockwood. Prancis adalah rumah bagi beberapa nama besar jazz dunia.
The Papandayan Jazz Fest
Tahun ini, penyelenggaraan The Papandayan Jazz Fest menjadi tahun yang ke-10. Setelah didahului event The Papandayan Jazz Competition (TPJC), The Papandayan Jazz Fest 2025 akan digelar pada 4-5 Oktober.
Rouge merupakan kelompok musik yang kedua tampil di Road The Papandayan Jazz Fest 2025. Sebelumnya, panggung TP Stage telah diisi oleh Savana Funk dari Italia. Penampil ketiga pada Agustut mendatang akan diisi pemusik jazz Kostas dari Yunani.
Sementara pada puncak The Papandayan Jazz Fest 2025, selama dua hari, panggung akan diisi penampilan Barry likumahuda feat Tri Utami,
Gita Cinta Nusantara by Gege Gumilar, Barsena Bestandhi dan Benn Yapari Quintet.
Salah satu pendiri TPJF, Bobby Renaldi mengungkapkan TPJF lahir dari semangat untuk memajukan dan mengangkat musik jazz di Bandung. Di awal pendiriannya TPJF diinisiasi oleh Bobby Renaldi, Harry Pocang dan Vence Manuhutu yang tergabung dalam TP Jazz Management.
Tidak hanya event tahunan, TP Jazz Management juga menggelar program penampilan musik mingguan TP Jazz Weekend, program konser music triwulan Road to TPJF, dan program tahunan TP Jazz International Online Competition.