Rentan Cuaca Panas, Ini 6 Tips untuk Jemaah Haji agar tak Dehidrasi

5 hours ago 3
Rentan Cuaca Panas, Ini 6 Tips untuk Jemaah Haji agar tak Dehidrasi Umat Islam memadati Jabal Rahmah jelang wukuf di Arafah, Makkah, Arab Saudi.(Dok. Antara)

CUACA di Arab Saudi terkenal dengan kondisi yang sangat panas. Kondisi itu membuat jemaah haji yang tengah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci rentan mengalami dehidrasi.

Supaya ibadah haji berjalan lancar, aman, dan sehat, memenuhi cairan tubuh adalah hal yang wajib. Apalagi haji tahun ini bertepatan dengan bulan Juni yang mana suhu di Arab Saudi sedang panas-panasnya. Kekurangan cairan akan berisiko dehidrasi. Pada akhirnya itu bisa mengganggu kekhusyukan jamaah dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Praktisi kesehatan masyarakat dr Ngabila Salama mengingatkan, 95% ibadah haji menuntut kesiapan fisik. Karena itu, sangat penting menyiapkan kesehatan bagi jemaah. Menurut Ngabila, dehidrasi adalah kejadian yang sering dialami jemaah haji. Akibatnya bisa sampai heat exhaustion, hit stroke, bahkan meninggal.

Mengingat jemaah haji rata-rata adalah lansia, sangat penting untuk menjaga kesehatan, apalagi terkait dengan dehidrasi.

“Karena kalau pada lansia, dehidrasi bisa jadi nggak kelihatan, tapi ketika kondisinya sudah dehidrasi, dia bisa jatuh dengan cepat, akhirnya kritis, dan meninggal,” kata Ngabila dalam acara bincang-bincang di Instagram kemenkes_ri, Jumat (25/4).

Beberapa faktor membuat jamaah haji rentan sekali mengalami dehidrasi saat menjalankan ibadah di Tanah Suci. Ngabila menyebut di Arab Saudi suhu dan kelembabannya sangat tinggi.

“Di dalam hotel yang ber-AC saja, mata kita kering, berair. Lalu kulit dan bibir kita pecah-pecah. Menggambarkan panasnya suhu di Arab Saudi, kalau kita jemur baju di suhu luar, itu setengah jam kering,” kata Ngabila.

Jika sehari-hari di Jakarta seseorang membutuhkan air sekitar tiga liter sehari atau sepuluh gelas, katanya, di Arab dibutuhkan lebih banyak lagi, satu setengah kali lipatnya. Sering terjadi jemaah menahan dehidrasi atau kondisi tak sehat lain. Mereka memaksakan diri dengan ibadah sunah.

“Haji itu intinya adalah armuza (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) dan juga umroh wajib. Jadi ketika sudah umroh wajib dan armuzna, ya kita sudah haji. Tapi yang sering terjadi umroh sunahnya berkali-kali. Lalu ziarah makam. Lalu ketika di Nabawi (salat) Arbain ya. Banyak masyarakat yang sering memaksakan diri,” papar Ngabila.

“Apalagi kalau di Madinah itu lantainya itu lebih panas. Tidak seperti Masjidil Haram. Jadi angka dehidrasi, heat stroke, maupun kaki melepuh itu sangat tinggi,” ujarnya.

Tips Menghindari Dehidrasi bagi Jemaah Haji

1. Makan Kurma

Rutin memakan kurma secara berkala bisa membantu mencegah risiko dehidrasi pada jemaah haji. Memakan kurma dianjurkan dilakukan setiap dua jam.

2. Minum tanpa Menunggu Haus

Ngabila menyebut dehidrasi pada jemaah haji biasanya disebabkan dua faktor. Pertama minum air dan oralitnya kurang. Yang kedua kita tidak menggunakan alat pelindung diri.

“Banyak jamaah haji mengabaikan minum. Paling nggak ketika tenggorokan kering itu meneguk minuman. Saya sarankan sejam sekali 200 cc (satu gelas). Bisa air zamzam atau air biasa. Oralit 2 jam sekali 200 cc,” jelasnya.

Menurutnya, banyak jemaah haji menunggu haus untuk minum. “Misalnya kita lagi kondisi haus, terus minum satu botol 600 ml langsung atau satu liter langsung. Itu yang ada kita cuma kencing. Akhirnya airnya dikeluarkan sehingga tubuh kita tetap kekurangan cairan atau dehidrasi,” paparnya.

3. Hindari Minum Air Diuretik

Kemudian hindari minum air diuretik secara berlebihan seperti teh dan kopi. Pasalnya itu akan membuat seseorang lebih sering ingin buang air kecil.

4. Gunakan Alat Pelindung

Selanjutnya adalah menggunakan alat pelindung diri untuk mencegah dehidrasi. Alat pelindung diri yang harus dipakai oleh jemaah haji dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Pertama kita bisa pakai payung. Ketika laki-laki berpakaian ihram, itu memang tidak boleh pakai penutup kepala seperti topi. Tapi bisa pakai payung. Kalau perempuan bisa pakai topi,” ungkap Ngabila.

Turun sedikit, jemaah bisa menggunakan kaca mata hitam untuk mencegah mata merah. Selanjutnya, memakai masker medis untuk menjaga kelembaban udara di saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

5. Gunakan Pakaian Cerah

Untuk pakaian sebisa mungkin putih atau cerah karena ia memantulkan cahaya. Kemudian yang paling penting adalah memakai alas kaki.

“Kemana pun kita bawa tas selempang haji, itu harus bawa plastik atau tempat untuk menaruh alas kaki. Karena kalau kita tidak bawa alas kaki, saat salat misalnya, kalau alas kaki kita hilang, kita berpotensi nyeker,” kata Ngabila.

6. Semprot Wajah

Kemudian gerakan menyemprot wajah juga sangat penting. Ngabila menyarankan sesering mungkin menyemprot wajah agar tubuh lembab. Ketika seseorang mengalami dehidrasi, pertama yang dirasakan adalah lemas. Lalu tampak tanda-tanda kekurangan cairan di tubuh. Misalnya matanya kering, merah, bibir dan kulit kering.

Bahaya Dehidrasi

Jika sudah sangat dehidrasi, seseorang bisa pingsan, penurunan kesadaran, dan lain sebagainya. “Kadang kita sulit membedakan antara dia itu sebenarnya dehidrasi kurang cairan atau dia memang lagi kurang gula atau hipoglikemia,” kata Ngabila.

Untuk itu, sangat penting untuk segera melaporkan ke tenaga kesehatan di kloter untuk dicek gula darahnya rendah atau tidak. “Karena kalau gula darah rendah di bawah 100, hipoglikemia itu biasanya di bawah 60, itu harus tata laksana agresif sekali terhadap gulanya,” ujarnya. (H-3)

Sementara kalau jemaah mengalami dehidrasi ia akan diberikan cairan. “Kalau dia minumnya sudah susah, sudah lemas, penurunan kesadaran, atau bahkan demam, mau tidak mau harus infus pemberian cairan secara cepat melalui cairan infus dari pembuluh darah,” pungkasnya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |