
RATUSAN ribu pelayat dan pemimpin dunia memadati Lapangan Santo Petrus di Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, Sabtu (26/4). Para pemimpin dunia yang hadir di antaranya Presiden Amerika Serikat Donald Trump adapun Indonesia mengutus Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Vatikan melaporkan sekitar 200.000 orang berada di lapangan dan jalan-jalan di sekitarnya selama upacara tersebut. Sebagian bahkan menunggu sejak semalam untuk bisa mendapatkan tempat.
Proses pemakaman dimulai dengan dentangan lonceng Santo Petrus. Tepuk tangan dari ratusan ribu pelayat turut mengiri peti jenazah Paus ketika dibawa keluar dari Basilika Santo Petrus.
Peti jenazah sang Paus diantarkan oleh para pengusung jenazah bersarung tangan putih serta lebih dari 200 kardinal berjubah merah.
Kardinal Giovanni Battista Re, dalam homili atau ceramahnya, mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang selalu hadir di antara rakyat dengan hati yang terbuka. Paus Fransiskus, imbuhnya, berjuang untuk Gereja Katolik yang lebih berbelas kasih dan berpikiran terbuka.
"Keyakinan Paus bahwa Gereja adalah rumah bagi semua orang, rumah yang pintunya selalu terbuka," ujar Kardinal Giovanni Battista.
Lebih dari 50 kepala negara yang menghadiri pemakaman tersebut. Mereka memasuki Basilika terlebih dahulu untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus asal Argentina yang meninggal di usia 88 tahun itu.
Para tamu negara termasuk Presiden Argentina Javier Milei dan Pangeran William dari Inggris serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Fransiskus mengambil alih jabatan kepausan setelah pengunduran diri Paus Benediktus XVI pada 2013. Dia dipandang meninggalkan warisan penting karena berusaha membawa Gereja ke arah yang lebih inklusif selama 12 tahun masa kepausannya.
Pemakaman tersebut menandai hari pertama dari sembilan hari berkabung resmi yang ditetapkan Vatikan. Setelah berkabung, para kardinal akan berkumpul untuk konklaf dan memilih paus baru untuk memimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia. (AFP/I-1)