
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisainstek), Prof. Stella Christie, meresmikan ASEAN-China Center of Excellent for Metallurgy and Marine Resources di Gedung ex. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (7/7/2025). Keberadaan pusat unggulan itu sebagai langkah konkret dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.
Prof. Stella menekankan pentingnya integrasi antara pendidikan vokasi dan industri. "Kami telah melakukan banyak langkah konkret, tetapi yang paling utama adalah menciptakan kerja sama langsung antara industri dan vokasi. Setidaknya 30% dari kurikulum vokasi harus dihabiskan di industri," ujarnya.
Kemendiktisainstek telah menjalin kerja sama dengan industri di Tiongkok melalui program TIVET (Technical and Vocational Education and Training/ Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Vokasi). "Kami menggandeng industri dari Tiongkok yang sudah bekerja sama dengan universitas di sana, sehingga kami dapat menghubungkan mereka dengan universitas di Indonesia dalam model U2U2B, yaitu University to University to Business," jelasnya.
Dalam model kerja sama ini, dana untuk program tersebut sebagian besar akan diberikan oleh industri, yang akan mendapatkan tenaga kerja terampil yang siap pakai.
Kemendiktisainstek Dapat Dana Rp1,8 Triliun
Prof. Stella juga mengungkapkan bahwa Kemendiktisainstek telah mendapatkan tambahan dana riset sebesar Rp1,8 triliun rupiah dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. "Dana ini akan diluncurkan dalam waktu dekat dan akan digunakan untuk mendukung riset yang berfokus pada ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi komoditas," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa sebelumnya juga sudah ada dana dari APBN yang langsung dialokasikan ke Kemendiktisainstek. "Strategi kami berbeda dari sebelumnya. Kami akan mengkhususkan dana riset untuk kebutuhan yang strategis, seperti ketahanan pangan dan energi, serta hilirisasi produk. Kami ingin memastikan bahwa riset yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan pemerintah pusat dan daerah, serta industri," tambahnya.
Prof. Stella juga menekankan pentingnya dukungan hukum dalam kerja sama ini. "Kami sedang menyusun payung hukum antara Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dengan pemerintah Tiongkok, yang akan mencakup tiga MoU, salah satunya khusus untuk vokasi dan industri," lanjutnya.
"Kami mendorong universitas untuk mengembangkan riset lokal yang dapat memberikan dampak nasional dan internasional. Unhas, dengan fokus pada maritim dan metalurgi, sangat strategis untuk perekonomian kita," tutupnya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, menambahkan bahwa Pusat Unggulan untuk Metalurgi dan Sumber Daya Laut ini, akan menjadi wadah bagi ASEAN dan Tiongkok untuk berkolaborasi dalam bidang metalurgi dan sumber daya laut, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pasar kerja.
"Kami berharap kehadiran Ibu Wamen di sini memberikan penguatan kebijakan strategis dari pusat dalam hilirisasi peluang di sektor ini," pungkas Prof Jamaluddin Jompa. (M-1)