PT SSMS Asah Kemampuan Jurnalistik Karyawan Hadapi Kompetisi di Industri Sawit

1 week ago 7
PT SSMS Asah Kemampuan Jurnalistik Karyawan Hadapi Kompetisi di Industri Sawit Perwakilan PT SSMS Hendi Kusuma Atmaja berharap kompetensi para karyawan, khususnya kemampuan komunikasi dan keterampilan menulis semakin meningkat.(MI/Ramdani )

DALAM industri bisnis kelapa sawit yang semakin kompetitif, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengambil langkah penting dengan mengadakan pelatihan jurnalistik yang diikuti lebih dari 20 karyawan di berbagai unit bisnis dan level jabatan. Acara ini berlangsung selama dua hari berlokasi di Gedung Abdul Rasyid Tower, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada Senin-Selasa (6-7/5/2025).

Manager Organizational Development and Recruitment People Development (ODRPD) PT SSMS Hendi Kusuma Atmaja berharap kompetensi para karyawan, khususnya kemampuan komunikasi dan keterampilan menulis semakin meningkat lewat pelatihan tersebut. Apalagi, para pemateri dari Media Indonesia Institute merupakan jurnalis handal dan berpengalaman di lapangan.

“Kami ingin karyawan tidak hanya terampil dalam pekerjaan teknis, tetapi juga mampu mengelola komunikasi dan informasi dengan baik. Melalui pelatihan ini diharapkan mereka lebih aktif mengomunikasikan program maupun inisiatif keberlanjutan perusahaan. Hal itu bertujuan untuk memperkuat citra positif SSMS sebagai perusahaan yang terbuka dan transparan dalam menjalankan operasionalnya,” kata Hendi.

Selama pelatihan, para trainer Media Indonesia Institute mengajarkan teknik menulis press release yang memiliki nilai tambah dan teknik menulis berita secara efektif di media massa. Menurut trainer Media Indonesia Institute Irvan Sihombing, press release akan memiliki nilai tambah kalau menerapkan prinsip factual (faktual), insightful (menambah wawasan), relatable (ada keterkaitan), systematic (sistematis), dan timely (relevan saat ini).

"Kalau Anda membuat press release, perhatikan selalu prinsip FIRST. Sebagus apapun press release tapi kalau salah satu prinsip di atas tidak diterapkan, hasilnya akan kurang berdampak," tegas Irvan.

Ia juga mengajarkan tentang nilai berita (news value) serta apa saja yang harus dihindari ketika seseorang menjadi jurnalis. Menurut Irvan, pemahaman tentang nilai berita penting diketahui oleh para peserta agar mereka bisa membedakan informasi yang layak diberitakan dan yang tidak. 

"Jadi ketika humas perusahaan mengirimkan press release ke media massa, ingatlah bahwa pihak redaksi harus memperhatikan yang namanya news value," cetusnya.

Pelatihan tersebut juga semakin diperkaya dengan materi terkait foto jurnalistik dan kreativitas jurnalistik melalui media video. Trainer Media Indonesia Institute Ramdani mengatakan, para pengelola media perusahaan harus mampu mengoptimalkan berbagai komponen penunjang seperti foto atau video.

"Fotografi menjadi sebuah cara untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Memotret itu mudah, tetapi menghasilkan karya foto yang menarik perhatian bukan masalah sederhana," kata Ramdani.

Ia juga memberikan materi pengemasan video dalam mendukung sebuah berita atau karya jurnalistik yang harus mampu memaparkan cerita berdasarkan urutan yang ingin disampaikan.

Di sisi lain, salah seorang peserta pelatihan dari sustainability corporate Amrin Fauzi Lubis, mengungkapkan pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama dalam mengasah kemampuan dalam menulis berita yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik.

“Sebagai tim sustainability, seringkali harus menghadapi berbagai isu sensitif mengenai dampak lingkungan dan sosial. Dengan keterampilan jurnalistik yang kami pelajari, saya merasa lebih siap untuk memberikan informasi yang jelas dan berdasarkan fakta kepada publik. Pelatihan ini membantu kami menyusun pemberitaan yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan penjelasan yang komprehensif,” tambahnya.

Ismy Agustin dari Tim Marketing Sulung Research Station (SRS) mengatakan, pelatihan jurnalistik ini sangat berguna bagi divisinya, terutama dalam hal menciptakan konten yang lebih efektif dan kreatif untuk media sosial dan materi promosi. "Kami diberi pemahaman tentang bagaimana teknik mengelola komunikasi dalam menghadapi isu-isu yang sensitif dan mengelola pesan yang dapat mempengaruhi opini publik secara positif," ucap dia.

Para peserta juga diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka melalui sesi praktik langsung, di mana mereka menulis artikel, membuat sebuah foto dan video serta meliput kegiatan-kegiatan perusahaan yang akan digunakan untuk media internal atau eksternal.

Antusiasme yang tinggi dari karyawan SSMS dalam mengikuti pelatihan jurnalistik ini menjadi bukti nyata bahwa mereka semakin sadar akan pentingnya komunikasi yang baik dalam dunia kerja. Pelatihan ini tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga memperkuat komitmen perusahaan terhadap transparansi dan keberlanjutan. (Fheny Anggriyani/I-1)

*Tulisan yang dipublikasikan adalah karya salah seorang pelatihan.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |