PRESIDEN Direktur PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (SGPJB) Zhao Zhigang menegaskan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 akan terus berkontribusi dalam pelestarian mangrove. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Seremonial Reforestasi Mangrove di PLTU Jawa 7, Serang, Banten, Minggu (18/5).
Mangrove Jawa 7 telah ditetapkan sebagai Pusat Mangrove Internasional Pertama di Dunia (International Mangrove Center) pada konvensi di Shenzhen, 6 November 2024 lalu.
"PLTU Jawa 7 akan terus berperan aktif dalam pelestarian mangrove," ujar Zhao dalam keterangan resmi.
Dia menjelaskan proyek perlindungan mangrove di Jawa 7 mengalami perkembangan pesat, yang semula 5 hektare menjadi sekitar 19 hektare dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Pihaknya pun mengaku siap berkolaborasi bersama pemangku kepentingan (stakeholder) dari berbagai lini untuk mewujudkan pembangunan hijau yang berkelanjutan (green development).
PLTU Jawa 7 dibangun oleh SGPJB, perusahaan patungan antara China Energy Investment Group dan anak perusahaan dari PLN Group, PLN Nusantara Power, melalui PT PLN Nusantara Renewables (PLN NR).
PLTU Jawa 7 adalah proyek pengembangan Independent Power Producer (IPP) pertama PLN NR yang merupakan kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok. PLTU Jawa 7 memiliki kapasitas 2×1.000 megawatt (MW) memanfaatkan teknologi termal ultra-supercritical yang efisien dan ramah lingkungan.
Sejak beroperasi, PLTU ini telah menghasilkan lebih dari 55,59 miliar kWh listrik, mendukung kestabilan pasokan energi di Pulau Jawa dan Bali.
Sementara itu, Direktur General Affairs PT SGPJB Doddy Nafiudin mengatakan, perusahaan memaknai 75 tahun hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Tiongkok sebagai tonggak penting dalam kerja sama strategis dua negara, khususnya dalam sektor energi dan pembangunan infrastruktur.
Dalam sektor ketenagalistrikan, khususnya pembangkit listrik, SGPJB melihat peran Tiongkok amat signifikan, baik dari sisi investasi, transfer teknologi, maupun penyediaan komponen dan infrastruktur pendukung.
"Di tengah tantangan transisi energi global, kami melihat hubungan ini sebagai dasar untuk memperkuat kerja sama di bidang teknologi energi bersih, serta pengelolaan emisi yang lebih baik," jelas Doddy.
Dia menambahkan, pihaknya percaya bahwa kolaborasi dengan mitra Tiongkok ke depan tidak hanya akan mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga mempercepat langkah menuju pembangkitan energi yang lebih berkelanjutan.
Di Indonesia, Shenhua juga menggarap beberapa investasi strategis lainnya yakni PLTU Sumsel-1 berkapasitas 2×350 MW. Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) dan didanai melalui skema sindikasi pinjaman internasional. Dengan total investasi sekitar US$700 juta, proyek ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi di Sumatra Selatan dan sekitarnya. (E-4)