Awasi Distribusi dan Harga Ayam Hidup, Kementan Sidak Pangkalan Ayam

5 hours ago 2
Awasi Distribusi dan Harga Ayam Hidup, Kementan Sidak Pangkalan Ayam Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat pengawasan terhadap distribusi dan harga ayam broiler (ayam ras pedaging) di daerah sentra konsumen seperti DKI Jakarta dan sekitarnya. Sebagai contoh, Kementan melakukan pengawasan distribusi dan harga aya(Dok. Ditjen PKH Kementan)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus memperkuat pengawasan terhadap distribusi dan harga ayam broiler (ayam ras pedaging) di daerah sentra konsumen seperti DKI Jakarta dan sekitarnya. Sebagai contoh, Kementan melakukan pengawasan distribusi dan harga ayam broiler di pangkalan ayam dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

"Kami ingin memastikan distribusi dari sentra produsen ke wilayah konsumen seperti Jabodetabek berjalan lancar. Ini penting untuk menjaga ketersediaan dan harga ayam tetap pada level yang wajar," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Hary Suhada dikutip dari siaran pers yang diterima, Minggu (18/5).

Dari hasil pemantauan, distribusi ayam hidup ke RPHU Pulo Gadung terpantau tidak mengalami fluktuasi yang berarti. Ketersediaan ayam broiler dinilai cukup stabil. Namun demikian, pelaku usaha menyampaikan masih adanya tantangan terkait fluktuasi harga dan beban biaya logistik relatif tinggi.

"Kami akan dorong efisiensi rantai pasok serta integrasi sistem distribusi ayam. Semua langkah ini bertujuan untuk melindungi peternak rakyat, sekaligus menjaga keterjangkauan harga bagi konsumen," tegas Hary.

Kementan, lanjutnya, juga terus menekankan pentingnya peran strategis Organisasi Perangkat Daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam mengendalikan distribusi anak ayam umur sehari Final Stock (DOC FS), ayam hidup (livebird), serta karkas ayam.

Hary berharap, perangkat daerah bisa merumuskan kebijakan distribusi yang terarah dan berbasis data sehingga mampu mencegah terjadinya kelebihan pasokan (oversupply) maupun kekurangan pasokan (shortage), serta menjaga kestabilan harga di tingkat produsen dan konsumen.

Dalam kesempatan yang sama, seorang pengusaha ayam yang telah berkecimpung di industri ini sejak tahun 1980 di Jakarta, Suparno Nojeng, mengungkapkan bahwa pasokan ayam hidup dan karkas ke wilayah Jakarta sebagian besar berasal dari Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Meskipun suplai dinilai stabil mencukupi, harga ayam di tingkat peternak sebagai produsen kerap mengalami fluktuasi, sementara harga di pasar relatif stabil.

"Harga ayam selalu fluktuatif karena ketidaksinkronan antara peternak, pedagang, dan pembeli," ujar Suparno.

Kendati demikian, Suparno menyampaikan optimismenya terhadap arah kebijakan pemerintah ke depan.

"Kita percayakan kepada pemerintah, apalagi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menjelajah persoalan di masyarakat dari A sampai Z. Insya Allah, mudah-mudahan berjalan dengan baik dan saya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menekankan pentingnya merestorasi sistem tata niaga ayam ras nasional.

"Rantai pasok ayam ras harus ditata ulang agar efisien dengan kolaborasi dan dukungan seluruh unsur pemerintah dan pelaku usaha," tandasnya. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |