
PRODUKSI beras pada Januari-April 2025 (subround 1) berpotensi bakal mencapai 13,95 juta ton. Itu meningkat 2,88 juta ton atau naik 25,99% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
"Potensi produksi beras sepanjang Januari sampai dengan April 2025 diperkirakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir atau sejak 2019," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3).
Prediksi peningkatan produksi beras tersebut didapat BPS dari hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan pada Januari 2025. Itu juga didukung oleh faktor cuaca yang menurut BMKG pada rentang Januari-April 2025 curah hujan di seluruh wilayah Indonesia berada pada kriteria menengah hingga tinggi.
Dari hasil amatan BPS, sekitar 58,84% lahan pertanian untuk budi daya tanaman padi sedang ditumbuhi tanaman padi atau standing crops pada fase vegetatif awal sekitar 23,32%. Kemudian sebagian memasuki fase vegetatif akhir atau sebesar 21,64% dan fase generatif atau sebesar 13,78%.
Kondisi tersebut lebih baik dibandingkan dengan Januari 2024 di mana proporsi standing crops hanya sebesar 50,33% pada Januari 2024 dari luas lahan pertanian untuk budi daya tanaman padi. Kondisi itu menunjukkan potensi panen padi sepanjang Januari sampai dengan April tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun realisasi luas panen padi pada Januari 2025 mencapai 0,42 juta hektare (ha) atau mengalami peningkatan sebesar 41,84% dibandingkan dengan Januari 2024 yang mencapai 0,29 juta ha.
Sementara itu potensi luas panen padi sepanjang Februari sampai dengan April 2025 diperkirakan mencapai 4,14 juta ha atau mengalami peningkatan seluas 0,87 juta ha atau sebesar 26,42% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
"Dengan demikian, luas panen padi sepanjang Januari sampai dengan April pada tahun ini diperkirakan mencapai 4,56 juta ha atau mengalami peningkatan seluas 0,99 juta ha atau sebesar 27,69% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu," kata Amalia.
Namun dia menekankan, angka realisasi nanti bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan angka potensi. Itu bergantung pada kondisi pertanaman padi sepanjang Februari sampai dengan April tahun ini.
Potensi luas panen padi sepanjang Januari sampai dengan April 2025 diperkirakan merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir atau sejak 2019. Selain itu, kenaikan luas panen yang terjadi sepanjang Januari hingga April tahun ini juga diperkirakan merupakan yang terbesar sejak 2019.
Sejalan dengan gambaran luas panen, imbuh Amalia, produksi padi pada Januari 2025 diperkirakan mencapai 2,16 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan sebesar 42,32% dibandingkan dengan Januari 2024 yang sebesar 1,6 juta ton.
Sementara itu, potensi produksi padi sepanjang Februari sampai dengan April 2025 diperkirakan mencapai 22,06 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sebesar 4,36 juta ton GKG atau setara 24,32% dibandingkan dengan Januari 2022 yang sebesar 1,6 juta ton.
Sedangkan potensi produksi padi sepanjang Januari sampai dengan April 2025 diperkirakan mencapai 24,22 juta ton GKG, meningkat 5 juta ton GKG, yaitu sebesar 26,02 juta ton. Sedangkan, potensi produksi padi sepanjang Januari sampai dengan April 2025 diperkirakan mencapai 22,06 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sebesar 4,36 juta ton. (I-2)