
PRAKTISI Pendidikan Dr. Suparno, S.Pd, M.M mengatakan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei dan bertepatan dengan Hari Perpustakaan Nasional harus menjadi momentum penting untuk mempromosikan budaya membaca di Indonesia. "Meski di era digital saat ini, kebiasaan membaca buku menghadapi tantangan baru dengan adanya berbagai platform digital yang menawarkan konten-konten menarik dan mudah diakses" katanya di Jakarta, Kamis (15/5).
Namun demikian, ia mengakui kalau di sisi lain, era digital juga membuka peluang baru untuk mempromosikan budaya membaca. Dengan adanya e-book, aplikasi perpustakaan digital, dan platform online yang menyediakan akses ke berbagai jenis buku, membaca buku dapat menjadi lebih mudah dan nyaman.
Menurut Suparno, untuk menjaga kebiasaan membaca buku tetap selaras di era digital ada beberapa strategi yang dapat dilakukan. "Pertama kita mengintegrasikan teknologi digital dengan budaya membaca tradisional, seperti membuat aplikasi perpustakaan digital yang memudahkan akses ke buku-buku klasik dan kontemporer. Kemudian mempromosikan literasi digital dan kemampuan kritis dalam memilih sumber informasi online yang akurat dan terpercaya," kata dia.
"Setelah itu mengadakan program-program yang memadukan membaca buku dengan teknologi digital, seperti membuat buku digital interaktif atau mengadakan kompetisi membaca buku online. Berikutnya adalah meningkatkan aksesibilitas buku-buku digital dan platform online yang menyediakan konten berkualitas untuk berbagai usia dan minat," bebernya.
Budaya Baca di Era Digital
Dengan demikian, tukas Suparno yang juga Kepala Sekolah SMA Labschool Kebayoran Jakarta, ini Hari Buku Nasional dapat menjadi kesempatan untuk mempromosikan budaya membaca yang selaras dengan era digital, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca dalam meningkatkan pengetahuan, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
Lebih lanjut Suparnomengingatkan agar peringatan Hari Buku Nasional ini dijadikan momentum untuk merefleksikan pentingnya buku dalam kehidupan bangsa untuk dapat membangun generasi cerdas, kreatif, dan inovatif guna menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan percaya diri dan optimisme.
"Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, buku memegang peranan penting sebagai sumber pengetahuan, inspirasi, dan transformasi. Melalui buku, kita dapat memahami sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsa, serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi tantangan masa depan," tegasnya.
Ia menyebut bahwa filosofi buku bagi kemajuan bangsa adalah jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
"Buku juga dapat membantu kita memahami akar budaya dan sejarah bangsa, serta memberikan wawasan dan pengetahuan untuk membangun masa depan yang lebih baik" tuturnya.
Buku, dikatakannya, bukan hanya sekadar sumber pengetahuan, tetapi juga dapat menjadi alat untuk membangun karakter, meningkatkan kesadaran, dan mempromosikan nilai-nilai luhur bangsa.
"Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca dan menulis, serta mempromosikan budaya literasi di Indonesia. Melalui upaya ini, kita dapat membangun generasi yang lebih cerdas, kreatif, dan inovatif, serta menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan percaya diri dan optimisme," pungkasnya.(H-2)