
PRESIDEN Prabowo Subianto disebut menginstruksikan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk berkolaborasi menangani masalah hutan. Kolaborasi ini dapat dilakukan bersama institusi pendidikan dan akademisi.
"Perubahan (penanganan di hutan) ini harus bersifat struktural kebijakan. Sehingga persolaan di sektor kehutanan dapat kita urai, persoalan seperti benang kusut harus kita urai bersama," kata Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melalui keterangan tertulis, Kamis (15/5).
Hal itu disampaikan Raja Juli saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Sulawesi Selatan. Dia didampingi oleh Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar dan Kepala BP2SDM Indra Exploitasia.
Raja Juli mengatakan masalah kehutanan sejatinya kompleks, seperti konflik teritorial dan bersinggungan dengan masyarakat adat. Dia bersama jajarannya berkomitmen menangani hal itu.
"Terkait kewajiban pemerintah dalam hal ini saya sebagai Menhut, sebagai orang yang diberi amanah oleh Presiden Prabowo mengurus tata kelola kehutanan bersama Pak Wamen dan semua dirjen, eselon satu, dan dua sampai ke UPT (unit pelaksana teknis) yang tersebar," ujarnya.
Raja Juli juga mengingatkan bahwa hutan bukan sebuah warisan, melainkan titipan untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, hutan harus dijaga penuh.
"Dalam refleksi singkat saya selama enam bulan menjabat sebagai Menteri Kehutanan, saya menganggap hutan bukan warisan orangtua kita, tapi hutan adalah titipan dari generasi yang akan datang," pungkasnya. (Fah/P-2)