Waspada Diabetic Foot, Komplikasi Diabetes Melitus yang Berujung Amputasi, ini Gejalanya

5 hours ago 1
Waspada Diabetic Foot, Komplikasi Diabetes Melitus yang Berujung Amputasi, ini Gejalanya Ini bahayanya diabetic foot(freepik)

DIABETIC foot adalah salah satu komplikasi serius yang dapat dialami oleh orang yang menderita diabetes melitus. Kondisi ini ditandai dengan adanya luka di kaki yang sulit untuk sembuh, disebabkan oleh kerusakan saraf serta masalah dalam aliran darah akibat kadar gula darah yang tinggi. Jika tidak segera mendapatkan perhatian medis, luka tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi berat dan berujung pada amputasi.

Kerusakan saraf yang terjadi di kaki, yang dikenal sebagai neuropati diabetik, seringkali membuat penderita tidak menyadari adanya luka atau cedera. Hal ini meningkatkan peluang luka semakin parah tanpa disadari. Selain itu, masalah sirkulasi darah juga memperlambat penyembuhan luka, sehingga luka tersebut menjadi mudah terinfeksi dan sulit untuk sembuh.

Gejala awal diabetic foot seringkali muncul dalam bentuk sensasi kesemutan, mati rasa, dan nyeri yang tidak biasa di kaki. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau kemerahan, pembengkakan, serta kulit yang kering dan pecah-pecah juga bisa menjadi indikasi adanya infeksi. Sayangnya, banyak penderita sering mengabaikan gejala ini dan terlambat dalam mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Data dari American Diabetes Association mengungkapkan bahwa sekitar 15 persen penderita diabetes mengalami luka di kaki, dan sebagian besar kasus amputasi non-traumatik berawal dari infeksi atau luka yang tidak ditangani dengan segera dan tepat.

Amputasi non-traumatik merupakan tindakan pemotongan anggota badan yang dilakukan bukan karena cedera fisik atau kecelakaan, tetapi sebagai akibat dari komplikasi penyakit seperti infeksi berat atau gangren yang mengakibatkan kondisi diabetic foot.

Dr. Sendi Kurnia Tantinius, Sp. B, Subsp. BVE(K) dari Bethsaida Hospital, seperti yang dikutip dari ANTARA, menjelaskan bahwa diabetic foot memiliki berbagai tingkat keparahan. Tahapan tersebut adalah:

  • Derajat 0: Kaki terlihat normal tanpa adanya risiko luka.
  • Derajat 1 dan 2: Terdapat luka dangkal yang dikenal sebagai ulkus superfisial, yaitu luka terbuka atau borok yang hanya menyerang lapisan paling luar kulit dan belum menembus lapisan yang lebih dalam. Pada tahap ini, luka masih bisa diobati jika segera mendapatkan perawatan.
  • Derajat 3: Luka berubah menjadi infeksi parah disertai abses pada jaringan lunak hingga infeksi pada tulang (osteomielitis).
  • Derajat 4 dan 5: Kerusakan jaringan sudah cukup parah dan tidak bisa diperbaiki, sehingga memerlukan amputasi parsial atau total.

Pencegahan diabetic foot harus dilakukan secara menyeluruh. Memeriksa kondisi kaki secara rutin setiap hari untuk mendeteksi luka atau perubahan warna, menjaga kebersihan kaki, dan mengenakan alas kaki yang nyaman merupakan langkah-langkah kunci. Pengendalian kadar gula darah yang ketat juga sangat penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi ini.

Apabila luka sudah terjadi, penanganan dengan pendekatan multidisiplin diperlukan agar kondisi luka tidak semakin parah. Metode perawatan termasuk pembersihan luka dari jaringan mati (debridemen), pemberian antibiotik, hingga terapi oksigen hiperbarik yang membantu mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya edukasi untuk para penderita diabetes agar dapat mengenali tanda-tanda awal diabetic foot dan mengambil langkah pencegahan. Dengan penanganan yang tepat dan kesadaran yang tinggi, risiko amputasi karena diabetic foot dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup penderita diabetes dapat terus terjaga.

Sumber: ANTARA, American Diabetes Association, World Health Organization

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |