Potensi LNG Amat Strategis Jawab Kebutuhan Energi Nasional

5 hours ago 1
Potensi LNG Amat Strategis Jawab Kebutuhan Energi Nasional Ilustrasi(Dok Ist)

PEMADAMAN listrik yang melanda Bali pada awal Juni 2025 jadi pengingat pentingnya ketahanan energi andal dan bersih bagi wilayah pariwisata unggulan Indonesia.

Karena itu, dua figur asal Bali, Ari Askhara dari PT GTS Internasional Tbk (GTSI) dan Cokorda Adnyana dari PT Titis Sampurna, mengambil upaya konkret melalui penandatanganan nota rencana kolaborasi pengembangan infrastruktur LNG.

Kolaborasi ini bertujuan mempercepat pemanfaatan LNG sebagai bagian solusi transisi energi di Tanah Air, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan RPJMN 2025–2029.

“Kami melihat potensi LNG sangat strategis untuk menjawab kebutuhan energi nasional, termasuk di Bali yang menghadapi tantangan pasokan listrik. Kerja sama ini bagian komitmen GTSI untuk memastikan akses energi lebih andal dan berkelanjutan,” papar Direktur Utama GTSI Ari Askhara.

Berdasarkan data konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik, Bali jadi salah satu yang terbesar secara nasional sehingga penggunaan LNG sebagai substitusi solar sangat vital lantaran selain memperkuat ketahanan energi nasional, juga signifikan menurunkan impor BBM.

"Dari sisi lingkungan hidup, penggunaan LNG dipastikan jauh lebih baik daripada penggunaan BBM dari sisi emisi pembakarannya. Penggunaan LNG pun langkah strategis Bali menuju NZE (nett zero emission) pada 2040," ucap Ari.

Ari menegaskan langkah strategis GTSI dan Titis Sampurna mencerminkan kolaborasi swasta dapat mempercepat capaian target energi nasional. Dengan pengalaman GTSI sebagai penyedia jasa transportasi LNG serta rekam jejak Titis Sampurna dalam pengembangan solusi energi, kemitraan ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan energi terutama di wilayah Bali. “Kami ingin Bali menjadi contoh transisi energi bukan sekadar wacana, tetapi juga dapat diwujudkan lewat kerja sama dan kepemimpinan lokal,” kata Ari.

Aris juga menegaskan kolaborasi tersebut membuktikan jika anak bangsa diberi ruang dan kepercayaan, mampu menghadirkan solusi konkret untuk tantangan energi Indonesia, termasuk menghindarkan Bali dari gelapnya masa depan tanpa energi bersih.

Cokorda Adnyana berharap kolaborasi ini mampu menghadirkan pemanfaatan LNG lebih tepat sasaran dan selaras dengan dinamika kebutuhan energi nasional.

“Bali dan wilayah timur Indonesia memerlukan solusi energi yang bersih dan bisa diandalkan buat jangka panjang. Pemanfaatan LNG jadi jembatan menuju sistem energi nasional lebih modern,” ungkap Cokorda. Sebagai informasi, data PLN menyebutkan beban puncak listrik di Bali mencapai 1.110 MW, sementara cadangan sistem sangat terbatas. Gangguan jaringan transmisi yang terjadi pada 4 Juni 2025 menyebabkan pemadaman di sejumlah titik seperti Denpasar, Badung, dan Gianyar, dan berdampak langsung pada sektor pariwisata, rumah sakit, dan layanan publik. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |