
KEPOLISIAN Daerah Jambi melalui jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus, akan menyelidiki ketidaksesuaian volume pengisian bahan bakar minyak (BBM) di Depo Pertamina Kasang Jambi, yang ditemukan anggota Komisi XII DPR RI Syarif Fasha pada Selasa (10/6).
“Masih dalam penyelidikan. Belum bisa dilakukan tindakan hukum, karena temuannya bukan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU). Namun temuan di Depo Pertamina Kasang tersebut, menjadi atensi untuk dilakukan penyelidikan secara konprehensif,” ujar Kabid Humas Polda Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto melalui Paur Penum Subbid Penmas Ipda Maulana Kesuma, Rabu (11/6).
Untuk diketahui, dalam kunjungannya ke Depo Pertamina Kasang Jambi, Selasa (10/6) anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem Syarif Fasha menemukan adanya ketidaksesuaian antara volume yang ditunjukkan alat ukur dengan jumlah BBM yang didapatkan dari tangki timbun Depo Pertamina.
Menurut Fasha, yang pernah dua periode menjabat Wali Kota Jambi, ketidaksesuaian itu ia temukan saat memeriksa muatan dalam tangki satu unit armada milik PT Elnusa Petrofin yang mengisi BBM di Depo Pertamina Kasang, Kota Jambi.
Saat diperiksa, muatan BBM pada armada resmi pemasok BBM ke SPBU di Jambi PT Elnusa Petrofin memuat ada ketidaksesuaian antara volume yang ditunjukkan alat ukur dengan jumlah BBM yang diambil dari tangki timbun. Selisihnya mencapai sekitar empat centimeter untuk jenis pertalite dan lima centimeter untuk pertamax.
TERBILANG BESAR
Menurut Fasha, angka temuan tersebut terbilang besar. Namun ia belum mau menyimpulkan temuan tersebut sebagai tindak kecurangan. Pasalnya, bisa jadi penyebab ketidaksesuaian tersebut akibat faktor kesalahan alat, prosedur atau bukan tidak mungkin memang akibat ulah oknum-oknum yang terlibat dalam sistem distribusi BBM.
“Kami sudah undang teman-teman dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi, untuk mendalami kasus ini. Ke depan, semua kendaraan tangki harus dilakukan peneraan ulang. Kami juga minta PT Elnusa sebagai transportir agar melakukan rotasi sopir secara berkala. Jangan sampai satu sopir terlalu lama memegang satu kendaraan,” jelasnya.
Dikatakan Fasha, kunjungannya ke Depo Pertamina Kasang Jambi adalah merespons aspirasi atau laporan dari masyarakat terkait adanya dugaan kecurangan pendistribusian BBM bersubsidi ke sejumlah SPBU di wilayah Provinsi Jambi.
“Dalam kunjungan kerja ini, saya ingin memastikan bahwa distribusi BBM subsidi maupun penugasan, seperti solar dan pertalite, benar-benar tepat ukurannya. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang dikirim ke SPBU-SPBU harus benar-benar sesuai aturan,” ujar Fasha.
Dugaan kecurangan dalam pendistribusian BBM ke SPBU diamini Kepala Bidang SPBU Hiswana Migas Provinsi Jambi Ridwan. Ia mengakui ada keluhan dari para pengelola SPBU, BBM yang dikirim armada transportir yang kompeten kerap kali terjadi kekurangan.
Kepada wartawan Ridwan menyebutkan, kekurangan dimaksud berkisar antara 30 liter sampai 60 liter per mobil tangki. Jika dihitung sebulan, beber Ridwan, pihak SPBU yang jadi korban bisa tekor sampai tiga ton BBM.
MENINDAKLANJUTI
Sementara itu, pihak Pertamina Patra Niaga Sumbagsel melalui Senior Manager Operasi dan Maintenace, Yardinal, kepada wartawan menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti temuan Syarif Fasha tersebut, dengan perbaikan sistem secara menyeluruh.
Sebagai penanggung jawab distribusi BBM dari Depo Pertamina ke SPBU, Area Manager Sumbagsel PT Elnusa Petrofin menjelaskan kepada wartawan, pihaknya selama ini sudah melakukan berbagai langkah pengawasan, termasuk menggunakan sistem Road Traffic Control (RTC) dan dukungan pengawasan lainnya.
Namun Zaki mengakui, masih terdapat oknum sopir yang menyalahgunakan BBM dalam perjalanan (kencing di jalan, red). Namun jika ketahuan, sebut Zaki, para sopir yang “kencing di jalan” diberi sanksi tegas berupa pemecatan, dan dilaporkan kepada aparat penegak hukum.(E-2)