
PETAMBAK di Desa Tawangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merugi ratusan juga akibat banjir yang menerjang tambak. Modal usaha mereka habis tersapu banjir.
“Petambak tidak hanya kehilangan hasil panen, tapi juga modal usaha yang sudah ditanam sejak awal musim. Diperkirakan total kerugian mencapai ratusan juta,” tutur Kuwu (Kepala Desa) Tawangsari, Rojiki, Kamis (22/5).
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir yang menerjang wilayah timur Kabupaten Cirebon akhir pekan lalu tidak hanya merendam rumah dan berdampak terhadap warga namun juga berdampak pada lahan tambak. Ratusan hektar empang milik warga Desa Tawangsari juga terendam banjir setelah tanggul anakan Sungai Cisanggarung jebol, Kamis (22/5) dini hari. Banjir akhirnya masuk ke tambak dan menghanyutkan ikan bandeng yang tengah dipelihara petambak.
“Air sungai yang meluap menerobos kawasan tambak di Blok Karangmulya, merendam sekitar 250 hektare empang yang selama ini menjadi tumpuan hidup sebagian besar warga di desa kami,” tutur Rojiki. Padahal sebentar lagi petambak akan melakukan panen ikan bandeng.
Dijelaskan Rojiki, sebagian besar warga di desa tersebut menggantungkan hidup dari budidaya ikan bandeng. Namun banjir yang datang dini hari itu menghanyutkan hasil panen dan merusak tambak. “Kami hanya bisa pasrah karena usaha mereka selama berbulan-bulan musnah dalam sekejap,” tutur Rojiki.
Bahkan tidak hanya ikan bandeng, petambak yang membudidayakan kerang pun terdampak banjir yang menerjang wilayah tersebut akhir pekan lalu. “Kerang itu sensitif sama air tawar. Kalau sudah bercampur, pasti mati,” tutur Rojiki.
Selain itu, tambak-tambak mereka juga rusak diterjang banjir. Tambak-tambak tersebut harus diperbaiki namun untuk perbaikan tetap membutuhkan biaya. “Sedangkan kami gagal panen,” tuturnya.
Darsih, salah satu petambak, mengaku sedih melihat tambaknya rusak. “Saya menabur benih ikan dua bulan lalu dan bisa panen menjelang lebaran haji,” tutur Darsih.
Darsih pun mengungkapkan, kini modalnya sudah habis dan ia pun bingung untuk memulai usaha dari mana lagi. “Areal tambak juga butuh perbaikan karena diterjang banjir,” tutur Darsih.
Selain merusak tambak, banjir juga menerjang akses jalan utama sepanjang 400 meter yang digunakan warga untuk mengangkut hasil panen. Jalan itu sebelumnya dibangun secara swadaya oleh warga dan pemerintah desa. Kini, jalan yang belum lama rampung itu kembali rusak parah, tertutup lumpur dan tergenang air. (E-2)