Perubahan Pola Tidur ini Mungkin Tanda Awal Alzheimer

2 weeks ago 20
Perubahan Pola Tidur ini Mungkin Tanda Awal Alzheimer Ilustrasi.(Freepik)

BEBERAPA orang dengan prekursor demensia terkadang mengalami durasi tidur mereka bertambah panjang bertahun-tahun sebelum diagnosis. Kini, makalah yang diterbitkan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia telah menunjukkan ada hubungan lain antara gerakan mata cepat (REM) dan penyakit Alzheimer dini.

Apa yang ditemukan penelitian tersebut?

Tidur REM--tahap terakhir dari empat tahap tidur yang kita lalui beberapa kali dalam semalam--biasanya terjadi saat kita bermimpi.

Biasanya, setiap siklus tidur membutuhkan waktu 90 menit atau lebih untuk menyelesaikannya.

Penelitian yang melibatkan 128 peserta dengan status demensia campuran dan bebas demensia ini menemukan bahwa orang tanpa kondisi tersebut membutuhkan waktu sekitar 98 menit untuk mencapai tidur REM.

Di sisi lain, mereka yang menderita demensia tampaknya membutuhkan waktu lebih lama (193 menit) untuk mencapai tahap REM, atau mimpi, dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Orang yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tahap tersebut, rata-rata memiliki 16% lebih banyak amiloid dan 29% lebih banyak tau di otak mereka. Kedua protein (amiloid dan tau) ini telah dikaitkan dengan perkembangan demensia.

Rekan penulis penelitian tersebut, Dr. Yue Leng, mengatakan kepada Neuroscience News bahwa salah satu alasan hal ini mungkin penting yakni kita mengonsolidasikan ingatan kita selama tidur REM.

Dapatkah kurang tidur memengaruhi ingatan?

"Penundaan tidur REM mengganggu kemampuan otak untuk mengonsolidasikan ingatan dengan mengganggu proses yang berkontribusi pada pembelajaran dan ingatan," katanya.

"Jika tidak mencukupi atau tertunda, hal itu dapat meningkatkan hormon stres kortisol, (yang) dapat merusak hipokampus otak, struktur penting untuk konsolidasi ingatan."

Apa yang menyebabkan keterlambatan REM? 

Makalah tersebut mengatakan bahwa obat-obatan tertentu, alkohol, apnea tidur, dan gangguan lain pada siklus tidur alami kita dapat memengaruhi seberapa cepat kita mencapai REM.

Namun, penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa REM yang tertunda pasti berarti Anda menderita demensia. Itu hanya menunjukkan ada hubungan.

"Penelitian di masa mendatang harus mempelajari efek obat-obatan tertentu yang memengaruhi pola tidur, karena ini dapat mengubah perkembangan penyakit," kata Dr. Leng kepada Neuroscience News.

Namun, untuk saat ini, taruhan terbaik kita adalah tetap berpegang pada pilihan gaya hidup yang menurunkan risiko demensia, seperti makan dengan baik, berolahraga, dan bersosialisasi jika memungkinkan. (HuffPost/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |