Perpaduan antara Qadha dan Qadar Disebut: Pengertian Qadha dan Qadar dalam Islam

2 weeks ago 12
 Pengertian Qadha dan Qadar dalam Islam Ilustrasi Gambar Tentang Perpaduan antara Qadha dan Qadar Disebut: Pengertian Qadha dan Qadar dalam Islam(Media Indonesia)

Dalam ajaran Islam, konsep takdir memegang peranan sentral dalam memahami hubungan antara kehendak manusia dan ketentuan Ilahi. Dua istilah yang seringkali muncul dalam pembahasan mengenai takdir adalah Qadha dan Qadar. Meskipun seringkali digunakan secara bersamaan, Qadha dan Qadar memiliki makna yang berbeda namun saling berkaitan erat. Memahami perbedaan dan keterkaitan antara keduanya adalah kunci untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang konsep takdir dalam Islam.

Memahami Qadha: Ketetapan Allah yang Maha Mutlak

Qadha secara bahasa berarti ketetapan, keputusan, atau hukum. Dalam konteks teologi Islam, Qadha merujuk pada ketetapan Allah SWT yang bersifat azali, yaitu ketetapan yang telah ditentukan sejak zaman sebelum penciptaan alam semesta. Qadha mencakup segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta ini, baik yang berkaitan dengan makhluk hidup maupun benda mati. Ketetapan Allah ini bersifat mutlak dan tidak dapat diubah oleh siapapun.

Qadha merupakan rencana Allah SWT yang sempurna dan menyeluruh. Ia mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari kelahiran, kematian, rezeki, jodoh, hingga segala peristiwa yang terjadi di dunia ini. Qadha adalah pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu, baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Dengan kata lain, Qadha adalah blueprint alam semesta yang telah Allah tetapkan.

Sebagai contoh, Qadha Allah menetapkan bahwa seseorang akan lahir di keluarga tertentu, dengan karakteristik fisik tertentu, dan dengan potensi tertentu. Qadha juga menetapkan bahwa orang tersebut akan mengalami berbagai peristiwa dalam hidupnya, baik suka maupun duka. Semua ini telah tertulis dalam Lauh Mahfuz, kitab catatan Allah yang berisi segala ketetapan-Nya.

Penting untuk dipahami bahwa Qadha bukanlah paksaan. Meskipun Allah telah menetapkan segala sesuatu, manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak. Namun, pilihan dan tindakan manusia tersebut tetap berada dalam koridor Qadha Allah. Artinya, Allah mengetahui pilihan dan tindakan yang akan diambil oleh manusia, dan telah menetapkan konsekuensi dari pilihan dan tindakan tersebut.

Iman kepada Qadha merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Dengan mengimani Qadha, seorang Muslim menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dan kehendak Allah SWT. Hal ini akan menumbuhkan sikap tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin.

Menjelajahi Qadar: Perwujudan Ketetapan Ilahi

Qadar secara bahasa berarti ukuran, kemampuan, atau ketentuan. Dalam konteks teologi Islam, Qadar merujuk pada perwujudan atau realisasi dari Qadha Allah SWT. Qadar adalah bagaimana ketetapan Allah tersebut terjadi dalam kenyataan. Dengan kata lain, Qadar adalah implementasi dari Qadha.

Qadar adalah manifestasi dari kehendak Allah dalam menciptakan dan mengatur alam semesta. Ia adalah proses terjadinya segala sesuatu sesuai dengan ketetapan yang telah Allah tentukan. Qadar adalah bagaimana Qadha diwujudkan dalam ruang dan waktu.

Sebagai contoh, jika Qadha Allah menetapkan bahwa seseorang akan menjadi seorang dokter, maka Qadar adalah proses bagaimana orang tersebut belajar, menempuh pendidikan kedokteran, dan akhirnya menjadi seorang dokter. Qadar adalah serangkaian peristiwa yang mengarah pada terwujudnya ketetapan Allah tersebut.

Qadar juga mencakup segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari pergerakan planet, pertumbuhan tanaman, hingga kelahiran dan kematian makhluk hidup. Semua ini terjadi sesuai dengan Qadar Allah SWT.

Penting untuk dipahami bahwa Qadar tidak terlepas dari usaha dan ikhtiar manusia. Meskipun Allah telah menetapkan segala sesuatu, manusia tetap memiliki peran aktif dalam mewujudkan Qadar Allah. Manusia diberikan akal dan kemampuan untuk berusaha dan memilih jalan hidupnya. Usaha dan ikhtiar manusia inilah yang menjadi bagian dari Qadar Allah.

Sebagai contoh, jika seseorang ingin menjadi sukses, maka ia harus berusaha dan bekerja keras. Usaha dan kerja kerasnya tersebut merupakan bagian dari Qadar Allah yang akan mengantarkannya menuju kesuksesan. Namun, jika seseorang hanya berdiam diri dan tidak berusaha, maka ia tidak akan mencapai kesuksesan, karena hal itu tidak sesuai dengan Qadar Allah.

Iman kepada Qadar juga merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Dengan mengimani Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dan kehendak Allah SWT. Hal ini akan menumbuhkan sikap sabar dan syukur, yaitu sabar dalam menghadapi cobaan dan syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah.

Harmoni Qadha dan Qadar: Sebuah Kesatuan Tak Terpisahkan

Qadha dan Qadar adalah dua konsep yang saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Qadha adalah ketetapan Allah yang bersifat azali, sedangkan Qadar adalah perwujudan atau realisasi dari ketetapan tersebut. Qadha adalah rencana Allah, sedangkan Qadar adalah implementasi dari rencana tersebut.

Qadha dan Qadar adalah seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Memahami Qadha tanpa memahami Qadar akan menyebabkan pemahaman yang tidak lengkap tentang konsep takdir dalam Islam. Demikian pula, memahami Qadar tanpa memahami Qadha akan menyebabkan pemahaman yang keliru tentang peran manusia dalam mewujudkan takdir Allah.

Hubungan antara Qadha dan Qadar dapat diilustrasikan sebagai berikut: Qadha adalah cetak biru sebuah bangunan, sedangkan Qadar adalah proses pembangunan bangunan tersebut. Cetak biru (Qadha) menentukan bagaimana bangunan tersebut akan dibangun, sedangkan proses pembangunan (Qadar) mewujudkan cetak biru tersebut menjadi bangunan yang nyata.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menggunakan istilah takdir untuk merujuk pada Qadha dan Qadar secara bersamaan. Namun, penting untuk diingat bahwa takdir bukanlah sesuatu yang pasif dan tidak dapat diubah. Takdir adalah kombinasi antara ketetapan Allah dan usaha manusia. Manusia memiliki peran aktif dalam mewujudkan takdirnya sendiri melalui usaha dan ikhtiar yang dilakukannya.

Sebagai contoh, jika seseorang ditakdirkan untuk menjadi kaya, maka ia harus berusaha dan bekerja keras untuk mencapai kekayaan tersebut. Usaha dan kerja kerasnya tersebut merupakan bagian dari takdirnya. Namun, jika seseorang hanya berdiam diri dan tidak berusaha, maka ia tidak akan menjadi kaya, karena hal itu tidak sesuai dengan takdirnya.

Dengan memahami hubungan antara Qadha dan Qadar, seorang Muslim akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep takdir dalam Islam. Ia akan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dan kehendak Allah SWT, namun ia juga memiliki peran aktif dalam mewujudkan takdirnya sendiri melalui usaha dan ikhtiar yang dilakukannya.

Implikasi Iman kepada Qadha dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari

Iman kepada Qadha dan Qadar memiliki implikasi yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Keyakinan ini dapat membentuk sikap dan perilaku seorang Muslim dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi.

1. Menumbuhkan Sikap Tawakal: Tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dan kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, setelah berusaha semaksimal mungkin, ia akan berserah diri kepada Allah dan menerima apapun hasil yang diberikan oleh-Nya.

2. Menumbuhkan Sikap Sabar: Sabar adalah kemampuan untuk menahan diri dari keluh kesah dan amarah ketika menghadapi cobaan atau musibah. Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa cobaan dan musibah adalah bagian dari takdir Allah SWT. Oleh karena itu, ia akan berusaha untuk bersabar dan menerima cobaan tersebut dengan lapang dada.

3. Menumbuhkan Sikap Syukur: Syukur adalah ungkapan terima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa segala nikmat yang ia terima adalah atas karunia Allah SWT. Oleh karena itu, ia akan selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat tersebut.

4. Mendorong untuk Berusaha dan Bekerja Keras: Meskipun Allah telah menetapkan segala sesuatu, manusia tetap memiliki peran aktif dalam mewujudkan takdirnya sendiri melalui usaha dan ikhtiar yang dilakukannya. Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim akan terdorong untuk berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

5. Menghindari Sikap Sombong dan Merasa Paling Benar: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa segala sesuatu yang ia capai adalah atas izin dan kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, ia tidak akan bersikap sombong dan merasa paling benar, karena ia menyadari bahwa segala sesuatu yang ia miliki adalah titipan dari Allah SWT.

6. Menumbuhkan Sikap Optimis dan Tidak Mudah Putus Asa: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa Allah SWT selalu memiliki rencana yang terbaik untuknya. Oleh karena itu, ia akan selalu bersikap optimis dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan.

7. Menjauhkan Diri dari Perbuatan Maksiat: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, seorang Muslim menyadari bahwa segala perbuatan yang ia lakukan akan dicatat oleh Allah SWT dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, ia akan berusaha untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan selalu berbuat kebaikan.

Kesalahpahaman Umum tentang Qadha dan Qadar

Meskipun konsep Qadha dan Qadar merupakan bagian penting dari ajaran Islam, namun seringkali terjadi kesalahpahaman dalam memahaminya. Beberapa kesalahpahaman umum tentang Qadha dan Qadar antara lain:

1. Qadha dan Qadar adalah Paksaan: Kesalahpahaman ini menganggap bahwa Qadha dan Qadar adalah paksaan dari Allah SWT yang menghilangkan kebebasan manusia untuk memilih dan bertindak. Padahal, Qadha dan Qadar tidak menghilangkan kebebasan manusia. Manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, namun pilihan dan tindakan manusia tersebut tetap berada dalam koridor Qadha Allah.

2. Qadha dan Qadar adalah Alasan untuk Malas Berusaha: Kesalahpahaman ini menganggap bahwa karena segala sesuatu telah ditakdirkan oleh Allah SWT, maka manusia tidak perlu berusaha dan bekerja keras. Padahal, Qadha dan Qadar justru mendorong manusia untuk berusaha dan bekerja keras, karena usaha dan kerja keras manusia merupakan bagian dari Qadar Allah.

3. Qadha dan Qadar adalah Alasan untuk Menyalahkan Takdir: Kesalahpahaman ini menganggap bahwa ketika seseorang mengalami kegagalan atau musibah, maka ia dapat menyalahkan takdir dan tidak perlu bertanggung jawab atas perbuatannya. Padahal, Qadha dan Qadar tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Manusia tetap bertanggung jawab atas perbuatannya, dan kegagalan atau musibah yang dialaminya dapat menjadi pelajaran untuk menjadi lebih baik di masa depan.

4. Qadha dan Qadar adalah Sesuatu yang Misterius dan Tidak Dapat Dipahami: Kesalahpahaman ini menganggap bahwa Qadha dan Qadar adalah sesuatu yang misterius dan tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Padahal, Qadha dan Qadar dapat dipahami melalui Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dengan mempelajari Al-Qur'an dan As-Sunnah, seorang Muslim dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep Qadha dan Qadar.

Menemukan Hikmah di Balik Takdir

Meskipun terkadang sulit untuk memahami mengapa sesuatu terjadi dalam hidup kita, namun setiap peristiwa pasti mengandung hikmah atau pelajaran yang berharga. Dengan merenungkan dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang kita alami, kita dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bijaksana.

Berikut adalah beberapa hikmah yang dapat kita petik dari iman kepada Qadha dan Qadar:

1. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, kita menyadari bahwa Allah SWT adalah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Kuasa. Hal ini akan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT dan membuat kita semakin dekat dengan-Nya.

2. Menumbuhkan Sikap Tawakal, Sabar, dan Syukur: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, kita belajar untuk berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

3. Mendorong untuk Berusaha dan Bekerja Keras: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, kita terdorong untuk berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, karena kita menyadari bahwa usaha dan kerja keras kita merupakan bagian dari Qadar Allah SWT.

4. Menghindari Sikap Sombong dan Merasa Paling Benar: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita capai adalah atas izin dan kehendak Allah SWT. Hal ini akan menghindarkan kita dari sikap sombong dan merasa paling benar.

5. Menumbuhkan Sikap Optimis dan Tidak Mudah Putus Asa: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, kita menyadari bahwa Allah SWT selalu memiliki rencana yang terbaik untuk kita. Hal ini akan menumbuhkan sikap optimis dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan.

6. Menjauhkan Diri dari Perbuatan Maksiat: Dengan mengimani Qadha dan Qadar, kita menyadari bahwa segala perbuatan yang kita lakukan akan dicatat oleh Allah SWT dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Hal ini akan menjauhkan kita dari perbuatan maksiat dan mendorong kita untuk selalu berbuat kebaikan.

Dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, iman kepada Qadha dan Qadar menjadi pedoman yang berharga bagi seorang Muslim. Dengan memahami dan mengamalkan konsep Qadha dan Qadar, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, sabar, dan syukur, serta selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai penutup, mari kita renungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat At-Taghabun ayat 11:

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan senantiasa mendapatkan petunjuk dari-Nya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |