Perlu Batasan antara Informasi Buatan Manusia dan AI

3 hours ago 5
Perlu Batasan antara Informasi Buatan Manusia dan AI Ilustrasi.(Freepik)

PELABELAN yang memastikan batasan jelas antara sesuatu yang dibuat oleh manusia dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terkait pemanfaatan teknologi tersebut di bidang pendidikan maupun profesional dinilai penting. Itu penting karena kemampuan AI dapat menciptakan sesuatu yang sangat mirip seperti yang dibuat manusia.

"Kalau menyangkut regulasi, hasil yang diberikan oleh artificial intelligence sekarang hampir tidak bisa dibedakan oleh indera manusia. Nah, itu perlu dinyatakan bahwa ini generated by AI, sehingga tidak memanipulasi atau menjebak para pengguna informasinya," kata pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan, Senin (28/4).

Di sisi lain, Firman menilai pembeda ini penting dengan menyoroti kekurangan AI yang masih mengandung bias data dan memberikan informasi yang salah. "Itu memberikan ruang bahwa ada kemungkinan pengetahuan yang dihasilkan itu salah. Karenanya, tidak bisa hanya mengandalkan artificial intelligence, harus ada peran manusia, juga harus ada pemeriksaan, evaluasi terhadap hasilnya," ujarnya.

Selain itu, Firman menilai bahwa penting untuk memastikan cara AI mengumpulkan dan mempelajari data secara etis. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan data yang berkualitas guna menghindari kesalahan informasi.

Akselerasi digitalisasi komunikasi

Terkait itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyelenggarakan Workshop Komunikasi: Komunikasi Melalui Media Sosial dengan Optimasi AI, pada 24–25 April 2025 di Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam mengakselerasi digitalisasi komunikasi BUMN yang inklusif dan akuntabel.

Hari pertama workshop diisi dengan sesi intensif bersama para pakar komunikasi digital dan teknologi. Hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan site visit ke tiga aset strategis BUMN sebagai bagian dari praktik langsung peliputan, produksi konten, dan storytelling berbasis lapangan.

Penguatan fungsi komunikasi BUMN tidak hanya penting untuk tata kelola internal, tetapi juga berperan besar dalam menyampaikan program, manfaat, dan keberpihakan BUMN kepada masyarakat luas. Ini sejalan dengan Asta Cita, yakni visi pembangunan nasional yang diusung pemerintah Indonesia.

Dalam konteks ini, komunikasi yang transparan dan partisipatif menjadi instrument penting dalam menjaga kepercayaan rakyat terhadap BUMN, serta menjamin bahwa setiap kebijakan dan peran BUMN dapat dipahami, diterima, dan diawasi oleh publik. Penguatan kapasitas komunikasi digital merupakan bagian penting dalam mendukung transformasi bisnis dan budaya perusahaan yang tengah dijalankan, terutama dalam memperluas diseminasi nilai tambah yang dihasilkan dari sektor perkebunan rakyat.

Corporate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Misran, menyampaikan bahwa workshop ini sejalan dengan komitmen pihaknya untuk membangun komunikasi yang lebih proaktif, transparan, dan berbasis data. "Melalui optimalisasi media sosial dan teknologi AI, kami berharap mampu menghadirkan narasi yang kuat mengenai peran PTPN dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pembangunan ekonomi berbasis agribisnis,"
ungkapnya. (Ant/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |