
DELAPAN tahun (satu windu) bukan waktu yang pendek dalam menghadirkan kepercayaan (trust) dari seorang peternak pada lembaga kemanusiaan global Human Initiative (HI).
Dia adalah Aris Efendy, 46, salah satu peternak binaan HI yang sejak 2018 dipercaya HI mendatangkan dan memelihara ratusan hewan qurban sapi dari berbagai daerah di Maluku Tengah dan daerah lainnya. Selanjutnya sapi dibeli HI untuk dibagikan atau disebar kepada warga dusun-dusun miskin saat momentum Idul Adha atau hari raya qurban.
Menyongsong Idul Adha 1446 H (6 Juni 2025), Vice President HI Bambang Suherman mengunjungi kandang koloni yang menampung puluhan sapi milik Aris di Jl Lintas Seram KM 10, Desa Hollo, Amahai, Maluku Tengah.Bambang ditemani Kepala Program Sebar Qurban 1446 H/2025 Abdul Mughni, Putri Indonesia Maluku Novita Everdina, influencer Salsabila Kholiq, dan traveler Dimas Ramadhan.
"Kedatangan kami untuk melihat dari dekat, sekaligus mamastikan mitra peternak binaan kami dalam menyiapkan hewan kurban (sapi) dengan baik di lahan luas, tersedia pakan cukup, sehingga hewan ternak sapi yang nanti dibeli pekurban (mudhohi) berkualitas baik, sehat, tidak cacat, dan memenuhi syariat," ujar Bambang.
Dia menambahkan sekitar 450 ekor sapi disebar ke dusun-dusun pelosok negeri di wilayah Maluku Tengah. "Secara nasional, kami menargetkan sebanyak 25.290.000 hewan kurban setara kambing/domba. Hewan qurban akan disebar ke 25 provinsi di 116 kabupaten/kota. Kemudian disebar ke 9 negara, khususnya negara-negara yang kami pandang membutuhkan," ucap Bambang.
Ke-9 negara itu meliputi, Tanzania, Somalia, Uganda, Kenya, Nigeria, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Palestina. "Kami ikhtiarkan hewan kurban sampai kepada penerima yang berhak sesuai ketentuan syariat."
Bambang mengatakan program Sebar Qurban beberapa tahun terakhir adalah komitmen mewujudkan keadilan dan pemerataan untuk masyarakat miskin, sekaligus membantu pemerintah mengatasi masalah-masalah sosial.
"Kami memperhatikan fenomena Idul Adha di kota-kota besar khususnya di Pulau Jawa terjadi penumpukan hewan kurban atau daging kurban. Contoh kecil di wilayah saya tinggal di Depok, RT 15 ada 17 ekor sapi dan 40 ekor kambing, dibagikan ke warga kompleks, sehingga setiap KK menerima 3-4 kg daging kurban," ucapnya.
Di sisi lain, dusun-dusun pelosok Indonesia, tidak ada yang berkurban. "Ini fakta ketimpangan luar biasa sehingga kami menginisiasi program Sebar Qurban untuk membantu pemerintah mengatasi kesenjangan, stunting dan pemberdayaan peternak," tutur Bambang.
Dia berharap program ini mampu mengatasi kemiskinan dan memberdayakan peternak karena hewan kurban dibeli memakai dana mudhohi. Penjualan diharapkan membantu peternak mendapat harga jual ternak yang baik. Aris Efendy menuturkan peternak di Maluku sangat bersemangat dalam mengembangkan usaha ternaknya.
"Sebelum ada kerja sama antara HI dan peternak, masyarakat memelihara sapi 2-3 ekor, sekarang ini banyak sampai belasan ekor sapi. Bahkan di salah satu perkebunan sawit di Maluku Tengah, ada peternak memelihara 200 ekor sapi. Ini peternak jadi berdaya dan sejahtera karena sapinya dibeli dengan harga baik," ucap Aris.
Leader Program Sebar Qurban Human Initiative Abdul Mughni menambahkan dalam mengelola hewan kurban, semua hewan qurban berkualitas terbaik, karena menerapkan quality control (QC) pada tahap awal pengadaan hewan. Pengecekan langsung dilakukan di sejumlah wilayah seperti Langkat dan Medan (Sumatera Utara), Purbalingga, Magelang, Demak (Jateng), serta Mojokerto (Jatim), dan Maluku.
"Dalam proses QC ini, beberapa hal jadi perhatian meliputi usia hewan, kesehatan, dan bobot hidup harus sesuai standar. Kegiatan QC ini terus dilakukan berkala hingga pemotongan dan distribusi kurban," tutupnya. (H-2)