Bukan Sekadar Penjara, Menimipas Ingatkan Lapas Harus Beri Keadilan 

5 hours ago 5
Bukan Sekadar Penjara, Menimipas Ingatkan Lapas Harus Beri Keadilan  Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto.(dok.Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.)

MENTERI Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas) Agus Andrianto memberikan pesan khusus dalam rangka peringatan Pemasyarakatan yang memasuki 61 tahun pada 27 April 2025. Ia mengatakan pemasyarakatan bukan sekadar urusan penjara, tapi tentang memberikan harapan, membangun kembali jati diri manusia, dan menghadirkan keadilan restoratif bagi masyarakat. 

“Pada Hari Bakti Ke-61 ini, saya mengajak kita semua untuk melakukan refleksi mendalam. Apa yang sudah kita capai? Apa yang belum? Dan lebih penting lagi, apa yang bisa kita lakukan bersama untuk menjadikan Pemasyarakatan sebagai bagian integral dari pembangunan hukum nasional? Refleksi ini harus melahirkan aksi. Bukan hanya evaluasi di atas kertas, tapi langkah konkret yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat dan warga binaan,” tegasnya dalam acara Tasyakuran Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) Ke-61, Senin (28/4).

Dalam satu tahun terakhir, kata Agus, terdapat semangat baru melalui program akselerasi. Salah satu program unggulan yang menjadi fokus adalah ketahanan pangan yang berbasis pada kegiatan pembinaan di Pemasyarakatan. 

“Kita ingin menjadikan warga binaan sebagai pelaku aktif pembangunan, bukan hanya objek pembinaan. Di balik tembok tembok Lapas, kita punya potensi besar tenaga kerja yang bisa dilatih dan lahan yang bisa digarap, yang bisa kita bangun untuk menjadikan Pemasyarakatan sebagai centre of excellence dalam produksi pangan,” tambah Menteri Agus.

Peringatan HBP Ke-61 menjadi lebih istimewa dengan apresiasi dari mendiang Paus Fransiskus atas karya seni warga binaan yang diserahkan kepadanya saat kunjungan ke Indonesia beberapa waktu lalu. Sebagai bentuk penghargaan, beliau menganugerahkan tiga koin emas yang sangat istimewa melalui Scholas Occurentes dan Second Chance Foundation. 

“Kami sangat bangga dengan karya warga binaan yang diberikan kepada Paus Fransiskus. Penghargaan ini adalah bukti bahwa warga binaan memiliki potensi besar yang dapat memberikan kontribusi positif. Tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk dunia luar,” terangnya.

Sebelumnya, melalui Yayasan Second Chance Foundation beberapa warga binaan telah membuat Stola untuk Paus Fransiskus pada saat melakukan kunjungan ke Jakarta beberapa waktu lalu. Stola ini merupakan karya kolaborasi dari kain tenun buatan dua warga binaan lapas perempuan kelas IIB kupang, batik tulis cantingan 12 warga binaan lapas perempuan kelas IIA semarang dan lapas perempuan kelas IIB yogyakarta serta dipercantik kain tapis yang dijahit tangan oleh delapan warga binaan lapas perempuan kelas IIA lampung dan semakin indah dengan simbol-simbol tambahan yang dijahit oleh 8 warga binaan laki-laki dari lapas pemuda kelas IIA Tangerang.

Agus juga memberikan mengapresiasi kesediaan tanpa pamrih dari para petugas yang bekerja dalam sunyi, menjaga api pembinaan tetap menyala di tengah gelapnya stigma, tantangan, dan keterbatasan. “Petugas yang berjaga malam, ketika dunia tertidur. Petugas yang memfasilitasi warga binaan belajar bertani, menjahit, membatik, ketika dunia hanya melihat tembok dan jeruji. Petugas yang menjalankan tugas dengan penuh dedikasi, meskipun tanpa sorotan, tanpa pujian, bahkan tanpa pengakuan,” paparnya.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi menyampaikan tema Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat merefleksikan komitmen Pemasyarakatan untuk memberikan kontribusi nyata dan dampak positif bagi masyarakat sesuai tujuan Sistem Pemasyarakatan sebagaimana Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan. 

“Kesuksesan seluruh rangkaian kegiatan tersebut tidak lepas dari kontribusi dan dukungan seluruh jajaran Pemasyarakatan, baik di tingkat pusat, Kantor Wilayah, maupun Unit Pelaksana Teknis di seluruh Indonesia,” ucap Mashudi. (Cah/P-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |