
BERAGAM kisah inspiratif perempuan-perempuan Indonesia datang dari berbagai lapisan masyarakat,dari Sabang sampai Merauke. Salah satunya datang dari Mardiana dan Eka, yang kiprahnya tidak saja memberikan manfaat bagi masyarakat tapi juga memberdayakan perempuan lain.
Di bawah rindangnya pohon halaman Posyandu di pesisir Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Mardiana bersama ibu-ibu lainnya mencuci bahan makanan di bawah air mengalir agar higienis tetap terjaga.
Bekas guratan di tangan para ibu terlihat jelas, penanda interaksi dengan pisau dan alat masak. Dari tangan-tangan lincah merekalah, bahanmakanan mentah diolah menjadi sajian bergizi nan lezat.
Setiap potongan sayur dan sendok bumbu diaduk dengan cekatan. Berbalut kehangatan dan semangat kebersamaan, Mardiana bersama ibu-ibu Posyandu lainnya berdedikasi mengubah status anak-anak stunting menjadi generasi yang tumbuh sehat demi menggapai masa depan yang lebih baik.
Sejak 2004, Mardiana aktif dalam organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Posyandu, berperan dalam pemberdayaan perempuan dan kesehatan masyarakat. Sebagai Ketua Posyandu, ia berperan sebagai penggerakprogram Selamatkan Stunting dan Gizi Buruk Bersama Pertamina (Seribu Asa). Program yang diinisiasi PHE OSES ini fokus pada penanggulangan stunting di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.
Bersama Tim Dahsat, julukan kelompok yang terdiri dari perempuan yang berperan sebagai juru masak PKK kelurahan, kader Posyandu, kader PKK, ahli gizi Puskesmas Pulau Kepulauan Seribu Utara, serta Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), Mardiana mengoordinasikan penyediaan makanan bergizi untuk eksistensi Program Makanan Utama (PMU) bagi balita yang perkembangannya belum optimal.
Upaya ini membuahkan hasil signifikan sejak 2023. Hampir 62% atau sebanyak 23 dari 36 balita penerima manfaat PMU di Kelurahan Pulau Kelapa berhasil keluar dari kategori stunting. Selain itu, 13 anak di Pulau Kelapa mengalami peningkatan tinggi badan dari 0,5 cm hingga 3 cm. Hal ini mengindikasikan adanya perkembangan positif fisik anak.
Tak hanya untuk balita, program ini juga membantu ibu hamil dengan kondisi anemia dan kekurangan energi kronis. Pemberian PMU berhasil meningkatkan kadar hemoglobin serta ukuran lingkar lengan, yang berkontribusi pada kesehatan ibu dan calon bayi.
Dengan pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi, Mardiana tidak hanya membantu mengatasi stunting, tetapi juga membangun ekosistem pemberdayaan perempuan, di mana para ibu berperan aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.
Di pesisir utara Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Subang, Eka Mustika adalah salah satu sosok ibu rumah tangga yang berdaya.
Eka punya mimpi besar. Membantu sesama perempuan, khususnya istri nelayan, agar tidak bergantung pada penghasilan suami. Baginya, pemberdayaan perempuan bukan sekadar soal ekonomi, tapi membangun percaya diri dan mandiridalam mengambil keputusan finansial.
Sejak 2016, Eka merintis usaha berbasis komunitas.Dan pada 2017 ia bergabung dengan Kelompok UMKM Wanita (KUW) Greenthink yang dibentuk PHE ONWJ.
Melalui program ini, Eka mendapatkan pelatihan bisnis serta dukungan legalitas usaha, termasuk memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), dan sertifikasi halal.
Legalitas ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan konsumen dan daya saing produk, tetapi juga membuka peluang bagi perempuan lain di komunitasnya untuk berani memulai usaha sendiri.
Kini, Eka mengembangkan usahanya di bawah nama Mustika Food, yang mengolah ikan tengkek.Sebelumnya, reputasi ikan tengkek jauh dari status primadona. Harga per kilonya hanya dihargai Rp5.000. Berkat inovasi yang dikembangkan Eka dalam mengolah ikan tengkek, kini harganya melonjak naik hingga Rp17.000 - Rp25.000 per kilogram.
Eka berhasil mengembangkan beragam variasi produk olahan ikan tenggek, mulai dari abo kerupuk, cheese stick, sampai ikan asin. Berkat jejaring yang dia kembangkan, produk-produk Mustika Food bisa dipasarkan ke Subang, Bandung, Jabodetabek, Bali, Jambi, hingga Singapura. Ia juga aktif memanfaatkan platform marketplace untuk memperluas pemasaran produk. Omzet bulanannya mencapai Rp100 juta per bulan.
Hasil baik ini mendorong Eka untuk merekrut empat istri nelayan untuk meningkatkan produksi, sekaligus memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan mandiri, serta memperlihatkan perempuan memiliki potensi besar dalam dunia bisnis.
Melalui pelatihan dan pendampingan, ia mengajarkan para perempuan istri nelayan cara mengelola keuangan, yang membuka wawasan tentang peluang bisnis yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Lebih dari sekadar memperoleh keuntungan, Eka percaya bahwa setiap perempuan yang diberdayakan akan mampu membangun keluarga dan komunitas yang lebih sejahtera.
Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, koordinator wilayah kerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PHE ONWJ dan PHE OSES, berkomitmen mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi bagi perempuan, khususnya ibu rumah tangga yang sering disebut sebagai kaum rentan.
“Melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berkelanjutan, kami fokus pada peningkatan kapasitas, kemandirian ekonomi, serta kualitas hidup masyarakat. Kami percaya bahwa keberhasilan Perusahaan harus berjalan seiring dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Manager Communication, Relations & CID Regional Jawa, Pinto Budi Bowo Laksono dilansir dari keterangan resmi, Senin (28/4).
“Pendampingan dari Regional Jawa sangat berarti bagi kami. Ini bukan sekadar bantuan finansial, tetapi juga membuka jalan bagi perempuan untuk mengembangkan keterampilan, serta menjadi lebih mandiri dalam ekonomi keluarga,” ujar Mardiana.
Perjuangan Mardiana dan Eka membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun ekonomi komunitasnya. Kisah mereka menjadi inspirasi bahwa dengan tekad dan kerja sama perempuan dapat saling mendukung dan menciptakan perubahan positif.
Dengan dukungan yang tepat, perempuan mampu menjadi agen perubahan yang membawa dampak berkelanjutan bagi generasi mendatang.(H-2)