
PERINGATAN wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Pematang Siantar menggelar prosesi Jalan Salib dimulai dari kampus Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar hingga ke depan Balai Kota Pematang Siantar.
Dengan tajuk 'Yang kuhendak mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati,' Wali Kota Pematang Siantar Wesly Silalahi berjalan bersama rombongan prosesi Jalan Salib sejauh sekitar 3 kilometer.
Di sepanjang jalan, kayu salib dipikul secara bergantian, termasuk oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pematang Siantar Junaedi Antonius Sitanggang. Wesly berkesempatan terakhir memikul kayu salib menuju depan Balai Kota Pematang Siantar.
Di depan Balai Kota, prosesi Jalan Salib berakhir dengan adegan penyaliban Yesus. Acara dilanjutkan di Parkir Pariwisata, Jalan Merdeka.
Wesly mengakui acara Jalan Salib tersebut sangat luar biasa. Ia berharap peristiwa Yesus Kristus mati di kayu salib tidak dilupakan oleh generasi muda.
"Di peringatan Jumat Agung kita mengenang Tuhan Yesus yang mati di kayu salib," kata Wesly, Jumat (18/4).
Dia berharap kegiatan tersebut bukan sekadar perayaan dan jangan terjebak ritual semata.
"Tapi harus menjadi garam dan terang dunia. Umat Kristiani harus dapat menangkap makna dari kegiatan tersebut," pesannya.
Dia juga mengajak GAMKI untuk bekerja sama, bersinergi, dan berkolaborasi serta mendukung program Pemkot Pematang Siantar untuk mempercepat terwujudnya Pematang Siantar Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras.
Kepada generasi muda yang memerankan drama dalam prosesi Jalan Salib, dia mempersilakan untuk menjalin komunikasi dengan putri keduanya, Olivia Nur Octora Silalahi yang saat ini berprofesi sebagai dosen di Manchester University, Inggris. Kata Wesly, Olivia yang saat ini berubah berusia 30 tahun telah memiliki hak paten mendiagnosa jenis kanker menggunakan urine.
"Saya kasih kesempatan kepada kalian untuk komunikasi dengan putri saya. Dia membuka diri. Apalagi sejak kami berdomisili di Pematang Siantar," katanya.
Ketua DPC GAMKI Kota Pematangsiantar Hendra Simanjuntak menyampaikan sebenarnya kegiatan prosesi Jalan Salib sempat akan ditunda. Hanya saja, katanya, Wesly menyatakan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
"Saat itu Bapak Wali Kota tengah berada di Bengkalis untuk ziarah ke makam Raja Sang Naualuh Damanik. Beliau menyatakan harus tetap dilaksanakan. Terima kasih, Pak Wali," sebut Hendra.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Hendra kepada pimpinan gereja, organisasi Kristen, mahasiswa, organisasi keumatan, dan lainnya.
"Momentum ini sebagai perenungan. Mari kita dukung Bapak Wesly Silalahi untuk menakhodai Kota Pematang Siantar. Polarisasi politik sudah selesai," ujar Hendra.
"Kami berdoa Pak Wesly bisa memimpin Kota Pematang Siantar. Pak Wesly bukan milik sekelompok orang, tapi milik kita semua," kata Hendra.
Sementara itu, Pdt Kartono Pasaribu dari Gereja Protestan di Indonesia (GPdI) mewakili pimpinan gereja mengaku bangga dengan acara tersebut.
"Semoga bisa terus berlanjut dan menunjukkan kekompakan kita. Ini awal yang baik. Kita dukung Bapak Wesly Silalahi Mari kita bersemangat. Hanya segelintir penderitaan Yesus yang kita rasakan hari ini," kata Pdt Kartono. (AP/E-4)