Peran Bahasa dalam Meningkatkan Karakter Berbahasa Generasi Muda di Era 5.0

5 hours ago 4
Peran Bahasa dalam Meningkatkan Karakter Berbahasa Generasi Muda di Era 5.0 Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin(Dok UMJ)

KEPALA Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menjadi pembicara utama dalam Seminar Kebahasaan yang bertajuk “Peran Bahasa dalam Meningkatkan Karakter Berbahasa di Era 5.0” di ruang auditorium Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Selasa (6/5). Tujuan dari seminar ini ialah untuk menggali pemahaman kritis mahasiswa terhadap dinamika berbahasa dalam kehidupan generasi muda. Seminar diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMANESIA) Universitas Muhamadiyah Jakarta bersama Universitas Muhamadiyah Tangerang.

Dalam sesi bertajuk “Bahasa yang Digunakan Generasi Muda”, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, mengungkapkan bahwa bahasa gaul yang sering digunakan generasi muda dalam kehidupan sehari-hari telah mewarnai tranformasi bahasa khususnya di kalangan anak muda. Ia menegaskan pentingnya membentuk karakter berbahasa yang santun, kritis, dan inklusif sejak dini, karena banyak dampak positif dan negatif dari ragam bahasa yang berkembang cepat. 

Peran dan kedudukan bahasa amatlah penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. “Bahasa telah diatur dalam UUD 1945 yang menandakan pentingnya kedudukan bahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa juga diatur dalam UU 24 Tahun 2009, PP 57 Tahun 2014. dan penggunaan bahasa Indonesia telah diatur dalam Perpres 63 Tahun 2019,” ujar Hafidz. 

KBBI 300 Juta Pencarian

Hafidz juga menjelaskan tentang peran Badan Bahasa dalam upaya pembinaan, pengembangan, dan pelindungan bahasa dan sastra. Salah satu produk layanan yang sering digunakan para mahasiswa adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang saat ini hampir mencapai 300 juta pencarian. Selain itu juga memperkenalkan Superaplikasi Halo Bahasa yang memuat produk-produk dan layanan Badan Bahasa dalam satu genggaman secara mudah dan cepat. Guna menguji dan mengetaui tingkat kemahiran berbahasa Indonesia para peserta, Hafidz juga menyarankan seluruh mahasiswa untuk mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).

Ia mengimbau para mahasiswa untuk turut menjaga kedaulatan bahasa Indonesia di lingkungan kampus sebagai objek pengawasan penggunaan bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti. “Permendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pedoman Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia, telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah pada 24 Februari 2025 dan telah diluncurkan bersama-sama dengan Menteri Dalam Negeri pada 25 April 2025 di Jakarta sekaligus Pencanangan Komitmen Bersama Menjaga Kedaulatan Bahasa Negara,” tegasnya. 

Ia mengajak para mahasiswa agar memahami peran bahasa dalam pembentukan identitas generasi muda di tengah era digital, dimana fenomena penggunaan bahasa gaul merambah di kalangan generasi muda. Perubahan bentuk dan makna bahasa di media sosial menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan kebahasaan. Seminar ini menjadi ruang refleksi dan edukasi yang baik mengenai praktik berbahasa yang baik dan benar serta kontekstual.  Kegiatan seminar semakin bergema saat Kepala Badan Bahasa mengajak seluruh  peserta menggaungkan  semangat Tri Gatra Bangun Bahasa, Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing. 

Senada dengan hal itu, Aeni Nurhidayati selaku panitia seminar menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai forum diskusi ilmiah dan pembinaan sikap kebahasaan mahasiswa. Ia menjelaskan bahwa seminar kebahasaan ini memiliki tujuan agar peran bahasa dapat membentuk pola pikir dan perilaku anak muda. “Bahasa dipandang sebagai sarana komunikasi yang adaptif terhadap perubahan zaman dan teknologi, supaya peserta berpikir kritis terhadap penggunaan bahasa yang mereka hadapi setiap hari,” ucap Aeni.

Ia menambahkan bahwa kehadiran Kepala Badan Bahasa memberikan peserta memahami kebijakan kebahasaan nasional secara komprehensif. “Kegiatan ini diharapkan oleh kalangan mahasiswa sebagai pembentukan generasi muda yang cakap dan berkarakter melalui bahasa semakin optimal,” ujarnya.

Sistem Komunikasi

Sementara itu, Dosen FKIP UMT, Luluk Mukaromah, yang menjadi salah seorang pemateri seminar menuturkan bahwa karakter berbahasa juga dibentuk dari keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Sehingga bahasa perlu digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan konteks. “Bahasa adalah sistem komunikasi berupa simbol, bunyi, dan aturan yang disepakati,” tuturnya.

Luluk mengharapkan melalui seminar dengan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab, peserta diajak menyelami dinamika bahasa generasi muda secara lebih aplikatif. Supaya dapat mengenal istilah-istilah gaul yang kini telah mendapat pengakuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Peserta juga diingatkan akan pentingnya menjaga kesantunan dan efektivitas dalam berbahasa. “Seminar ini menjadi contoh konkret pendidikan bahasa yang relevan dengan realitas kehidupan kampus dan masyarakat,” pungkasnya. (H-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |