
PENJUALAN seragam sekolah menjelang tahun ajaran baru di Pasar Induk Cianjur, Jawa Barat, cenderung lesu. Pasalnya, mereka harus bersaing dengan penjualan melalui sistem daring atau online.
Budi misalnya, pedagang seragam di Pasar Induk Cianjur itu mengaku, tahun ini tingkat penjualan relatif menurun dibanding tahun sebelumnya. Tren masyarakat saat ini lebih memilih membeli di sejumlah platform penjualan online.
"Mungkin karena lebih praktis dan harganya cenderung lebih murah," kata Budi, Senin (7/7).
Namun Budi menolak jika disebut kalah bersaing dengan penjual online. Sebab, masih cukup banyak juga orangtua yang memilih membeli langsung ke tokonya.
"Ada plus-minusnya sih. Kalau beli langsung ke sini, mereka bisa mengukur seragamnya, kemudian memilih kain yang sesuai dengan keuangannya. Kalau beli di online kan kadang enggak tahu jenis kainnya," terang Budi.
Meskipun penjualan cenderung turun, Budi konsisten dengan usahanya. Dia tetap menyediakan berbagai seragam sekolah mulai jenjang pendidikan tingkat TK hingga SMA/SMK serta perlengkapan lainnya.
"Rezeki tak akan tertukar. Masih ada yang membeli meskipun memang ada penurunan," ucapnya.
Tahun ini, kata Budi, pendapatannya hanya sekitar Rp5 juta-Rp7 juta per hari dari berjualan seragam dan perlengkapan sekolah lainnya. Pendapatan sebesar itu belum menyamai tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai kisaran Rp20 juta per hari.
"Kalau dipersentase, setiap tahun ada penurunan pembelian sekitar 10%," terang Budi.
Budi menaruh harapan besar mendekati masuk sekolah nanti, penjualan seragam sekolah bisa kembali menggeliat. Sehingga, pendapatannya pun bisa ikut terdongkrak.
"Sejak Sabtu dan Minggu kemarin sudah mulai ramai yang membeli seragam sekolah dan berbagai perlengkapan lainnya. Mudah-mudahan semakin mendekati masuk sekolah, penjualan bisa kembali ramai," pungkasnya. (BB/E-4)