Pengamat: Timing Prabowo Dukung Israel Dipertanyakan

1 day ago 4
 Timing Prabowo Dukung Israel Dipertanyakan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Presiden RI Prabowo Subianto memeriksa barisan di Akmil Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025).(Antara)

PENGAMAT Timur Tengah, Smith Alhadar, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait sikap terhadap konflik Palestina-Israel bukanlah hal yang mengejutkan. Menurutnya, setiap presiden Indonesia selalu menunjukkan komitmen serupa terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. 

Namun, ia menekankan bahwa persoalan utama terletak pada waktu penyampaian pernyataan tersebut. “Yang jadi masalah adalah timing-nya. Prabowo mengatakan itu saat ia menjamu Presiden Prancis Emmanuel Macron,” kata Smith kepada Media Indonesia, Kamis (29/5).

Dalam konteks tersebut, pertemuan Prabowo dengan Macron menjadi sangat strategis. Presiden Prancis dan Pangeran Mohammad bin Salman, pemimpin de facto Arab Saudi, diketahui akan mensponsori Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB mengenai pendirian negara Palestina yang dijadwalkan berlangsung di New York pada Juni mendatang.

Peran penting Indonesia

Smith menjelaskan, dalam perhelatan tersebut, posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki peran penting. Bila Indonesia menyuarakan dukungan terhadap pengakuan negara Israel dalam kerangka solusi dua negara—dengan imbalan kemerdekaan penuh bagi Palestina—maka langkah ini dapat menjadi konsesi politik signifikan yang mendorong lahirnya negara Palestina.

“Suara RI dalam konteks ini juga penting dalam memudahkan negara muslim lain mengikuti jejak RI,” tambah Smith. 

Dia menilai bahwa partisipasi Indonesia akan memberi bobot lebih besar bagi KTT tersebut, yang dapat meningkatkan jumlah negara yang ikut mendukung resolusi tersebut.

Bersifat satu arah

Smith memperkirakan bahwa pertemuan Prabowo dan Macron lebih bersifat satu arah, di mana Prabowo lebih banyak mendengarkan penjelasan dari Macron mengenai detail KTT PBB tersebut. 

“Dalam hal ini, Prabowo dalam posisi sebagai pendengar dan Macron sebagai penyampai tentang seluk-beluk KTT itu,” jelasnya.

Yang paling penting dari agenda KTT, menurut Smith, adalah rencana Prancis untuk secara resmi mengakui negara Palestina. Sebagai pemimpin berpengaruh di Uni Eropa, langkah Prancis ini dinilai strategis dan sangat berpengaruh, yang berpotensi menarik dukungan dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya.

“Pengakuan Perancis sangat strategis dan instrumental yang akan menyeret banyak negara UE lain mengikuti jejak Perancis,” pungkas Smith.  (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |