
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jawa Timur, menggelar rapat koordinasi untuk memaksimalkan penyerapan gabah petani oleh Bulog. Langkah ini dilakukan untuk mendukung swasembada pangan.
Dalam rakor tersebut Bupati Lamongan Yuhronur Efendi meminta agar upaya penyerapan beras dilakukan secara maksimal. Rapat koordinasi (Rakor) bersama satgas Sego Boran, di Posko Satgas Sego Boran Kodim 0812, Selasa (11/3).
Rakor pagi ini membahas terkait penyerapan gabah/beras petani (Sergap) dan luas tambah tanam (LTT) di wilayah Kabupaten Lamongan. Tujuan utamanya mampu mewujudkan swasembada pangan pada 2025.
Tercatat dari awal bulan Februari hingga hari ini (musim tanam I) mitra menyetorkan kepada Bulog, sebesar 793 ton beras dan 2.166 ton gabah kering panen. Angka tersebut masih 10% dari target yang telah ditetapkan Kota Soto, julukan Lamongan.
Melihat situasi demikian, Bupati meminta agar seluruh mitra diaktivasi dari yang sebelumnya hanya enam mitra yang aktif.
"Aktivasi mitra harus dilakukan. Yakni bertugas menyerap beras (harga Rp12 ribu per kilogram) dan gabah (harga Rp6.500 per kg) dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat," tutur Pak Yes sapaan akrabnya.
Untuk progres luas tambah tanam (LTT) di Kabupaten Lamongan, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan Edy Yunan Achmadi menyatakan kondisi aman. Pelaksanaan LTT ini dilakukan berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait, salah satunya satgas Sego Boran di atas total luas lahan sawah 96.095,9 hektare.
Pemkab Lamongan memanfaatkan lahan bera, rawa dan lahan tidur untuk tanam kKarena target dari pusat adalah 192.373 hektare.(E-2)