Para Astronom Menemukan Planet Hancur yang Melepaskan Material Seukuran Gunung Everest

11 hours ago 2
Para Astronom Menemukan Planet Hancur yang Melepaskan Material Seukuran Gunung Everest Ilustrasi(MI/Dok Jose-Luis Olivares)

PARA ilmuwan, baru-baru ini, menemukan sebuah planet yang sedang dalam proses kehancuran, bernama BD 05 4868 Ab. Planet ini terletak sekitar 140 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Pegasus. 

Mengorbit bintangnya setiap 30,5 jam, planet ini semakin mendekat ke bintangnya sehingga permukaannya terbakar menjadi lava yang terus-menerus menguap ke luar angkasa.

Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat. 

Setiap kali planet ini mengelilingi bintangnya, suhunya hampir mencapai 3. 000 derajat Fahrenheit (1. 600 derajat Celsius), melepaskan massa batuan cair seberat Gunung Everest.

"Ukuran material yang dilepaskan sangat besar, membentang hingga 9 juta kilometer, atau sekitar setengah dari seluruh orbit planet," kata Marc Hon, seorang peneliti pascadoktoral di Kavli Institute for Astrophysics and Space Research, MIT.

Proses pemisahan planet ini terlihat nyata, dan para peneliti memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu antara 1 hingga 2 juta tahun untuk seluruh planet hilang sepenuhnya. 

Sementara itu, hanya ada tiga planet hancur lainnya yang telah teridentifikasi di antara lebih dari 6. 000 eksoplanet yang ada, namun BD 05 4868 Ab memegang rekor dengan ekor terpanjang. Proses penguapannya menunjukkan bahwa planet ini akan menghilang lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.

Penemuan BD 05 4868 Ab, yang mengorbit dekat dengan bintangnya, terdeteksi melalui observatorium TESS NASA. Planet ini menjadi target ideal bagi Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk mempelajari komposisi batuan yang menguap.

Meskipun transit planet ini terjadi setiap 30,5 jam, waktu yang dibutuhkan agar kecerahan bintang kembali normal ternyata lebih lama dibandingkan peristiwa serupa lainnya. Kedalaman penurunan cahaya bintang juga bervariasi pada setiap transit. 

Mirip dengan komet, ekor yang terbentuk tidak mengandung gas dan es, melainkan partikel mineral. Planet ini mungkin mengalami kehancuran karena massanya yang kecil dan gravitasi yang lemah, sehingga lebih mudah kehilangan material.

Tim peneliti berencana melakukan pengamatan lebih lanjut pada musim panas menggunakan JWST untuk mengukur komposisi interior planet, memberikan informasi berharga tentang keanekaragaman dan potensi kelayakhunian planet terestrial. 

Mereka juga berusaha mencari lebih banyak contoh di data TESS dan bekerja keras untuk menemukan objek-objek unik seperti ini. (space. com/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |