Pakar UGM Berikan Tips Kelola Keuangan saat Lebaran

1 month ago 20
Pakar UGM Berikan Tips Kelola Keuangan saat Lebaran Ilustrasi(freepik.com)

BELANJA masyarakat Indonesia pada saat menjelang Idul Fitri biasanya akan meningkat, dari mulai tiket mudik, baju baru, hingga untuk aneka makanan saat lebaran. Jika tanpa perencanaan yang matang, pengeluaran lebaran akan membuat keuangan keluarga menjadi tekor.

Dosen Departemen Ilmu Ekonomi-Fakultas Ekonmoika dan Bisnis UGM, Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D., memberi tips cara mengelola keuangan saat lebaran agar pengeluaran tetap sehat.

Akbar menjelaskan, fenomena tersebut adalah hal yang wajar dari sisi agama dan sisi budaya. Hanya saja, diperlukan perencanaan yang baik agar keuangan tetap sehat sebelum dan setelah lebaran.“Perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh barang apa saja yang akan kita belanjakan dan sumber pendapatannya dari mana saja,” terang dia dalam siaran pers dari Humas UGM, Senin (17/3).

Akbar berpandangan dalam mengelola keuangan penting untuk memiliki perencanaan belanja dan mengatur skala prioritas. Sebelum merancang pengeluaran, kita perlu melakukan skala kebutuhan yang sungguh diperlukan.

"Jika perlu membuat list kebutuhan yang urgent dan yang less urgent. Berapa kebutuhan, diurutkan dari yang paling wajib dibeli hingga yang bisa ditunda," ungkap dia.

Kehadiran fitur pembayaran digital serta pay later, kata Akbar, bisa menjadi salah satu faktor meningkatnya keinginan masyarakat untuk berbelanja. Kemudahan pembayaran tersebut pada akhirnya berujung pada perilaku impulsive buying. 

Padahal dalam perencanaan keuangan menjelang lebaran ini juga mencakup pengeluaran yang dianjurkan oleh agama, yaitu bersedekah. Meski sedekah tidak bersifat wajib, bagi umat Islam diharapkan bisa mengalokasikan pengeluaran yang tidak krusial untuk sedekah. 

"Karenanya jangan belanja ketika sedang lapar, baik lapar fisik maupun lapar pikiran. Mencari promo itu tidak apa-apa, tetapi jika tidak butuh mengapa harus membeli?" kata dia.

Ia juga mengingatkan, penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) bisa membuat kita untuk berbelanja hal-hal yang relatif tidak krusial. “Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak karena sifat THR itu sebagai tunjangan untuk merayakan hari raya. Jadi, perlu berhati-hati untuk menghitung perencanaan keuangan,” ucapnya.

Begitu pula bagi mahasiswa, yang belum memiliki pendapatan sendiri dan masih mengandalkan uang bulanan dari orang tua, mereka perlu menyesuaikan dengan kemampuan finansial orang tua. Mahasiswa tentunya juga perlu membuat perencanaan belanja agar pengelolaan keuangan berjalan dengan baik.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |