
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Kamis 8 Mei 2025, dibuka melemah sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.546 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.536 per dolar AS. Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah hari ini tidak terlepas dari sikap Federal Reserve (The Fed) yang bernada lebih hawkish dari perkiraan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) setelah dalam pertemuan FOMC, The Fed bernada sedikit lebih hawkish dari perkiraan dan mempertahankan suku bunga," ujar Lukman di Jakarta, Kamis.
Sesuai perkiraan, The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25%-4,5%.
Suku bunga dipertahankan karena FOMC berupaya mencapai lapangan kerja maksimal dan inflasi pada tingkat 2 persen dalam jangka panjang seiring ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah meningkat lebih jauh. Jika terdapat risiko yang menghambat tujuan tersebut, FOMC disebut akan siap menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya.
"The Fed masih enggan menurunkan suku bunga karena memandang meningkatnya risiko ekonomi dari meningkatnya inflasi dan pengangguran," kata Lukman.
Sebelumnya, kritik berulang disampaikan Presiden AS Donald Trump terhadap Gubernur The Fed Jerome Powell yang menganggap gagal bertindak cepat saat risiko ekonomi meningkat. Karena itu, Trump menuntut The Fed agar bisa memangkas suku bunga agar tak menghambat ekonomi AS. Kendati The Fed bersikap lebih hawkish, harapan perundingan tarif antara China dengan AS bisa membatasi pelemahan kurs rupiah.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah hari ini diprediksi berkisar Rp16.450-Rp16.660 per dolar AS. (Ant/E-3)