
PENURUNAN harga emas dunia dalam beberapa pekan terakhir sempat memicu kekhawatiran akan daya tarik emas sebagai instrumen investasi. Namun, pelaku industri menegaskan bahwa koreksi ini adalah bagian wajar dari dinamika pasar, tanpa mengurangi posisi emas sebagai aset yang solid dan tetap relevan dalam strategi keuangan jangka panjang.
"Fluktuasi harga dalam jangka pendek adalah hal yang lumrah dan tidak perlu menjadi kekhawatiran akan nilai emas sebagai aset tabungan. Menyimpan emas adalah langkah strategis dan sudah terbukti dapat membangun ketahanan finansial dalam jangka panjang. Jadi memang sifatnya bukan untuk mencari keuntungan sesaat," ungkap Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, Sandra Sunarto di Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/5).
Menurut Sandra, secara historis harga emas menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data harga emas World Gold Council, dari 2021 ke 2022, harga emas naik sebesar 9,28% secara tahunan (YoY), disusul pertumbuhan 12,45% pada periode 2022 ke 2023.
Secara rata-rata, harga emas mengalami pertumbuhan stabil sekitar 10% per tahun selama 2021 hingga 2023 yang ditopang oleh pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan naiknya suku bunga global yang berdampak pada pola permintaan dibandingkan tahun sebelumnya. Tren ini bahkan terus menguat hingga kuartal pertama 2025, dengan kenaikan tajam sebesar 45,07% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Hingga Maret 2025 atau secara year-to-date (YTD), harga emas telah naik sekitar 16%. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi, kekhawatiran inflasi, dan ketegangan geopolitik global," papar Sandra.
Sandra menambahkan, laporan tahunan PT Hartadinata Abadi Tbk juga menunjukkan bahwa ketertarikan masyarakat terhadap emas terus meningkat, terutama sebagai bentuk tabungan keluarga dan aset yang mudah dicairkan. Hal ini diperkuat oleh makin luasnya akses pembelian emas baik melalui toko offline dan platform digital.
"Emas adalah aset nyata yang tahan inflasi dan mudah dicairkan kapan pun dibutuhkan. Dalam konteks rumah tangga, menyimpan emas adalah bentuk perlindungan jangka panjang terhadap ketidakpastian ekonomi," jelasnya.
Meskipun saat ini, kata Sandra, pasar mengalami koreksi tren jangka panjang tetap menunjukkan bahwa emas adalah investasi yang andal. Dengan rekam jejak yang kuat, daya tahan terhadap inflasi dan permintaan ritel yang terus tumbuh, emas tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin menjaga stabilitas dan ketahanan finansial di masa depan. (E-2)