
NASA akan menutup beberapa kantor dan mengurangi jumlah pegawai, sebagai bagian dari kepatuhan terhadap perintah eksekutif dari Presiden Donald Trump.
NASA mengumumkan mereka akan menutup Office of Technology, Policy and Strategy, Office of the Chief Scientist, serta Diversity, Equity, Inclusion (DEI) and Accessibility Branch dari Office of Diversity, Equity and Inclusion.
“Untuk mengoptimalkan tenaga kerja kami, dan sesuai dengan Perintah Eksekutif, NASA memulai pendekatan bertahap dalam pengurangan tenaga kerja, yang dikenal sebagai Reduction in Force (RIF),” kata pejabat NASA dalam pernyataan, Senin (10/3).
“Sejumlah kecil individu telah menerima pemberitahuan pada hari Senin bahwa mereka termasuk dalam RIF NASA. Jika memenuhi syarat, mereka dapat memilih untuk ikut dalam Voluntary Early Retirement Authority (VERA) atau menyelesaikan proses RIF.”
NASA tidak mengungkapkan jumlah pegawai yang akan diberhentikan maupun perintah eksekutif yang dimaksud. Namun, kemungkinan besar perintah tersebut adalah yang dikeluarkan Trump pada 20 Januari.
Perintah itu menginstruksikan Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran, Jaksa Agung, serta Direktur Kantor Manajemen Personalia (OPM) untuk "menghentikan semua program diskriminatif, termasuk kebijakan, mandat, program, preferensi, dan aktivitas DEI serta ‘diversity, equity, inclusion, and accessibility’ (DEIA) yang ilegal dalam pemerintahan federal, apa pun namanya."
Pada 22 Januari, Administrator Sementara NASA, Janet Petro, mengirim memo kepada seluruh pegawai NASA yang menyatakan langkah-langkah telah diambil untuk "menutup semua kantor DEIA di lembaga ini dan mengakhiri semua kontrak terkait DEIA," sesuai dengan perintah eksekutif tersebut dan satu perintah lainnya yang terkait.
Memo itu juga menginstruksikan pegawai untuk melaporkan setiap upaya menyembunyikan, menyamarkan, atau melindungi program DEI. Kegagalan untuk melaporkan dalam waktu 10 hari "dapat berakibat konsekuensi yang merugikan," menurut memo tersebut.
Lebih banyak perubahan mungkin akan segera terjadi di NASA. Misalnya, Eric Berger dari Ars Technica baru-baru ini melaporkan pemerintahan Trump berencana memangkas anggaran program sains NASA hingga 50% tahun fiskal berikutnya.
Jika pemangkasan sebesar itu benar-benar terjadi, "akan menjadi bencana besar bagi ilmu pengetahuan dan eksplorasi luar angkasa di Amerika Serikat," menurut The Planetary Society, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung eksplorasi luar angkasa.
Rincian lebih lanjut tentang rencana ini kemungkinan akan terungkap dalam beberapa minggu mendatang, saat pemerintahan Trump mengajukan proposal anggaran barunya. (space/Z-2)