Mukjizat Al-Qur'an: Tiga Tantangan kepada Manusia Membuat yang Serupa

9 hours ago 1
 Tiga Tantangan kepada Manusia Membuat yang Serupa Ilustrasi.(Freepik)

KITAB suci Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur'an adalah mukjizat abadi yang membuktikan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Awal Al-Qur'an diturunkan, yaitu Surat Al-Alaq, menurut mayoritas ulama, pada 17 Ramadan

"Secara etimologi mukjizat berasal dari kata a'jaza-yu'jizu-i jāz berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau ism fa'il (yang melemahkan) disebut mu'jiz," ujar Yunahar Ilyas dari Muhammadiyah dalam tulisannya di buku Kuliah Ulumul Quran.

Tambahan ta' marbûthah di akhir kata sehingga menjadi mu'jizah menunjukkan mubalaghah (superlatif) berarti yang sangat melemahkan. Secara terminologi yang dimaksud dengan mukjizat atau i'jaz Al-Qur'an adalah ketidakmampuan siapa pun untuk menjawab tantangan Al- Qur'an sebagai bukti kebenaran Risalah Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur'an menantang siapa saja, baik manusia maupun jin, untuk membuat kitab suci seperti Al-Qur'an. Tantangan Al-Qur'an tersebut disampaikan dalam tiga tahapan.

Tantangan pertama 

Al-Qur'an menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur'an secara utuh. Allah SWT berfirman, "Katakanlah, 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain.'" (QS Al-Isra/17 ayat 88).

Tantangan kedua

Al-Qur'an menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur'an 10 surat saja. Allah SWT berfirman, "Bahkan mereka mengatakan, 'Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu.' Katakanlah, '(Kalau demikian), maka datangkanlah 10 surat yang dibuat-buat yang menyamainya dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar.' Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu, ketahuilah sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia. Maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?" (QS Hud/11 ayat 13-14).

Tantangan ketiga 

Al-Qur'an menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur'an satu surat saja. Allah SWT berfirman, "Atau (patutkah) mereka mengatakan, 'Muhammad membuat-buatnya.' Katakanlah, '(Kalau benar yang kamu katakan itu), cobalah datangkan satu surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar.'" (QS Yunus/10 ayat 38).

"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orangorang kafir." (Q.S. Al-Baqarah/2 ayat 23-24)

Beda antara tantangan pada Surat Yunus 38 dan Al-Baqarah 23 yaitu tantangan pada Al-Baqarah 23 lebih ringan karena diungkapkan dengan redaksi fatú bisüratın miwatsliki (diartikan lebih kurang sama dengan satu surat Al-Qur'an). Sedangkan pada Yünus 38 redaksinya berbunyi fa'tu bisüratin mitsiki (tanpa min) yang berarti harus betul-betul setara dengan satu surat Al-Qur'an.

Tantangan paling rendah hanya satu surat. Tidak ada tantangan untuk satu ayat, satu kata, atau satu huruf karena tidak relevan untuk menunjukkan kehebatan dan keistimewaan kitab suci Al-Qur'an. Satu ayat, satu kata atau satu huruf belum menunjukkan apa pun.

Belum ada yang mampu menjawab

Tantangan tersebut tidak ada yang bisa menjawabnya pada masa Nabi masih hidup, setelah Nabi meninggal, sampai saat sekarang. Menurut Al-Qur'an sebagaimana dinyatakan dalam Surat Al-Baqarah 24 di atas sampai kapan pun tidak akan ada yang sanggup menandinginya.

Jika tidak ada seorang pun yang mampu membuat satu surat saja seperti Al-Qur'an, bagaimana mungkin Nabi Muhammad SAW dapat membuatnya? Bukankah Nabi seorang yang ummiy (tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis) dan tidak pernah belajar pada siapa pun.

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT lafzhan wa ma'nan, Nabi hanya berfungsi menerima, kemudian menyampaikannya kepada umat apa adanya, tanpa tambahan, pengurangan, atau editing sedikit pun. Di sinilah hikmah besar alasan Nabi adalah seorang yang ummi. 

Andaikata Nabi pandai membaca dan menulis dan pernah belajar kepada guru tertentu, misalnya kepada pemuka Ahlul Kitab, tentulah orang-orang yang menentangnya dengan mudah menuduh Al-Qur'an adalah karya Nabi sendiri, bukan firman Allah SWT. Tentang hal ini Allah SWT berfirman, "Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu: Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)." (QS Al-'Ankabût/29 ayat 48).

Jadi, kemukjizatan Al-Qur'an haruslah dikaitkan dengan diri Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang yang ummiy, tidak pernah belajar dan berguru kepada siapapun, mustahil Nabi bisa mengungkapkan banyak hal mulai dari masalah-masalah ghaib pada masa yang lalu, peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, tentang langit, bumi, gunung, air, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bermacam-macam fenomena alam yang jangankan pada zaman Nabi dapat diketahui-sampai zaman sekarang pun masih banyak yang belum dapat diungkap oleh ilmu pengetahuan.

Apalagi semua itu diungkapkan dengan bahasa Arab yang sangat indah, baik dengan gaya bahasa puitis maupun prosa liris. Semua itu mustahil dapat dilakukan oleh Nabi jika bukan wahyu dari Allah SWT. Dari sinilah kita melihat Al-Qur'an adalah mukjizat yang membuktikan kebenaran nubuwah dan risalah Nabi Muhammad SAW. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |