
MANCHESTER United mengalami kebangkitan dramatis untuk lolos ke semifinal Liga Europa mengalahkan Lyon. Sempat tertinggal 4-2, Setan Merah comeback 5-4 (agregat 7-6) pada leg kedua perempat final dimainkan di Old Trafford, Jumat (18/4), untuk menyegel tiket babak empat besar.
Kemenangan comeback yang lebih terkenal dalam sejarah MU ialah kemenangan Liga Champions pada 1999 silam. Malam itu di Nou Camp, Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjær mencetak gol di masa injury time untuk membalikkan keunggulan Bayern Muenchen.
Meskipun kemenangan comeback dramatis melawan Lyon di Liga Europa tidak sebesar malam yang terkenal 26 tahun lalu itu, pelatih Manchester United Ruben Amorim mengaku terinspirasi.
"Saya menonton lagi dokumenter 1999 untuk mendapatkan inspirasi untuk momen-momen ini," Amorim kepada TNT Sports.
"Itu adalah malam yang hebat, (tertinggal) 4-2 dengan kelebihan satu pemain, Anda pikir itu sudah berakhir, tetapi di sini tidak pernah berakhir. Saya merasa di sini segalanya mungkin," imbuh Amorim.
MU sejatinya unggul lebih dulu setelah gol dari Manuel Ugarte dan Diogo Dalot pada babak pertama. Namun, Lyon menyanakan kedudukan di babak kedua berkat gol Corentin Tolisso dan Nicolas Tagliafico dan membawa pertandingan ke perpanjangan waktu.
Lyon harus bermain dengan 10 orang sejak akhir babak kedua ketika Tolisso mendapat kartu merah.
Di babak tambahan, Rayan Cherki membawa tim Prancis itu unggul kemudian penalti Alexandre Lacazette membuat skor menjadi 4-2 untuk Lyon. Sejumlah penggemar MU pun sebagian kecewa dan keluar dari tribun.
Tetapi, kebangkitan dramatis muncul ketika gol penalti Bruno Fernandes datang kemudian gol Kobbie Mainoo menyamakan kedudukan.
Old Trafford lalu bergemuruh luar biasa ketika Harry Maguire mencetak gol kemenangan MU di detik-detik akhir laga.
"Suara stadion adalah yang terbaik yang pernah ada. Beberapa orang mengoleksi kaus, syal, tetapi saya ingin mempertahankan suara itu, itu adalah suara terbaik di dunia," kata Amorim.
"Saya merasa kasihan kepada orang-orang yang harus meninggalkan stadion saat skor 4-2, mereka akan kecewa. Kami tahu kami tidak tampil maksimal dan pantas menerima semua kritik, tetapi kami punya waktu untuk membuat sesuatu yang istimewa di musim ini," imbuhnya.
Liga Europa bisa menjadi pelipur lara bagi MU yang berada di posisi ke-14 di Liga Primer. Mereka kini hanya berjarak tiga pertandingan dari trofi. Liga Europa menjadi satu-satunya peluang MU untuk bisa lolos langsung ke Liga Champions musim depan.