
MILITER Israel melepaskan tembakan ke arah delegasi besar diplomat Eropa dan Arab yang sedang melakukan kunjungan resmi di dekat kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, Rabu (21/5), yang langsung memicu kecaman internasional.
Menurut Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina, delegasi dari lebih dari 20 negara, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, dan lainnya, sedang melakukan misi resmi untuk melihat situasi kemanusiaan di sekitar kamp yang terkepung. Kementerian tersebut menyebut insiden itu sebagai “tindakan yang disengaja dan melanggar hukum.”
Video dari kejadian menunjukkan tentara Israel menembakkan senjata ke arah delegasi saat mereka mundur dari sebuah gerbang yang menghalangi jalan. Sedikitnya tujuh tembakan terdengar dalam video tersebut. Seorang anggota delegasi terdengar memperingatkan rombongan, “dekatkan diri ke dinding, dekatkan diri ke dinding,” saat mereka menjauh dari lokasi kejadian.
“Kementerian memegang pemerintahan pendudukan Israel sepenuhnya dan secara langsung bertanggung jawab atas serangan kriminal ini, dan menegaskan tindakan semacam ini tidak akan dibiarkan tanpa pertanggungjawaban,” kata Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina dalam pernyataannya.
Menyimpang dari Rute
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa kunjungan ke kamp tersebut telah dikoordinasikan sebelumnya. Militer mengatakan mereka segera memulai penyelidikan setelah menyadari kelompok tersebut adalah delegasi diplomatik. “Delegasi tersebut menyimpang dari rute yang disetujui dan memasuki area yang tidak mereka miliki izin untuk memasukinya,” kata militer dalam pernyataan hari Rabu.
“Prajurit IDF yang beroperasi di wilayah tersebut melepaskan tembakan peringatan untuk menjauhkan mereka.”
IDF menyatakan akan menghubungi delegasi terkait temuan awal penyelidikan dan “menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan.”
Otoritas Palestina menyebutkan kunjungan telah diumumkan 10 hari sebelumnya. Kelompok tersebut telah berada di gerbang selama lebih dari 15 menit sebelum tentara Israel mulai menembak.
Roland Friedrich, Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Tepi Barat, membantah versi kejadian yang disampaikan militer Israel. Ia menyatakan penjelasan mereka “tidak sepenuhnya mencerminkan seriusnya peristiwa hari ini.”
“Insiden ini menjadi pengingat keras atas penggunaan kekuatan berlebihan yang sembrono dan sering kali mematikan oleh pasukan keamanan Israel di Tepi Barat,” kata Friedrich. “Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap penerapan aturan keterlibatan terhadap warga sipil yang tidak bersenjata.”
Ancaman Terhadap Diplomat
Kaja Kallas, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, mengatakan setelah insiden tersebut bahwa “segala bentuk ancaman terhadap nyawa diplomat tidak dapat diterima.”
“Kami tentu saja menyerukan kepada Israel untuk menyelidiki insiden ini dan juga meminta pertanggungjawaban bagi mereka yang terlibat,” kata Kallas dalam konferensi pers hari Rabu.
Kementerian Luar Negeri Italia memanggil Duta Besar Israel di Roma untuk memberikan klarifikasi resmi. “Ancaman terhadap diplomat tidak dapat diterima,” tambah Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani dalam sebuah unggahan di media sosial X.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot juga menyatakan duta besar Israel untuk Prancis akan dipanggil, menyebut insiden tersebut “tidak dapat diterima.” Sementara itu, Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares mengatakan pemerintahnya telah memanggil kepala Kedutaan Besar Israel di Madrid.
Menteri Luar Negeri Kanada Anita Anand mengonfirmasi di media sosial empat personel Kanada merupakan bagian dari delegasi yang ditembaki. Ia menambahkan telah meminta pejabat untuk memanggil Duta Besar Israel guna menyampaikan “keprihatinan serius Kanada.”
Pada Rabu malam, Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mengatakan kepada CNN, negaranya juga akan memanggil duta besar Israel ke Finlandia sebagai tanggapan atas tindakan militer tersebut.
“Penyimpangan rute bukanlah alasan,” ujar Valtonen. “Melepaskan tembakan ke arah warga sipil dilarang, bahkan dalam hukum perang. Dan tentu saja, para diplomat ini juga berada di bawah perlindungan diplomatik.”
Sejumlah pejabat dari negara-negara Eropa lainnya juga mengecam penembakan tersebut, termasuk perwakilan dari Irlandia, Belgia, Slovenia, Portugal, Jerman, Belanda, Norwegia, Denmark, dan Inggris.
Kementerian luar negeri dari negara-negara seperti Yordania, Mesir, Turki, dan Qatar juga mengutuk keras insiden tersebut.
“Serangan ini, yang membahayakan nyawa para diplomat, merupakan bukti lain dari sikap Israel yang secara sistematis mengabaikan hukum internasional dan hak asasi manusia,” kata Kementerian Luar Negeri Turki.
“Menargetkan diplomat merupakan ancaman serius, tidak hanya bagi keselamatan individu, tetapi juga terhadap rasa saling menghormati dan kepercayaan yang menjadi dasar hubungan antarnegara. Serangan ini harus segera diselidiki, dan mereka yang bertanggung jawab harus diadili,” tambahnya. (CNN/Z-2)