
LEMBAGA Pengelola Dana Bergulir (LPDB) akan memperkuat ekosistem petani tebu di Jawa Timur, khususnya di Koperasi Produsen Usaha Bersama (KPUB) Rosan Kencana berikut koperasi-koperasi primernya, dalam memproduksi tebu. Hal itu guna menjaga ketahanan pangan sektor gula nasional.
Direktur Utama LPDB Supomo mengungkapkan, pihaknya akan menerapkan proyek percontohan pinjaman pembiayaan koperasi kepada KPUB Rosan Kencana yang saat ini menaungi 46 koperasi primer tebu di Jawa Timur.
Proyek percontohan pembiayaan koperasi sebelumnya yang telah dilakukan LPDB kepada koperasi binaan Pabrik Gula (PG) Kebon Agung di Kabupaten Malang sebesar Rp40 miliar-Rp60 miliar untuk satu periode tanam. Pembiayaan itu pembelian pupuk dan kegiatan tebang-angkut tebu.
LPDB juga telah melaksanakan <i<Memorandum of Understanding (MoU) dengan holding PG Krebet yaitu ID Food.
"Mudah-mudahan ini contoh yang bisa kita duplikasikan kepada pengurus koperasi primer yang ada di Jawa Timur," ucap Supomo yang mewakili Wakil Menteri Koperasi (WamenKop) Ferry Juliantono pada 'Sarasehan Penguatan Kelembagaan Koperasi Untuk Mensukseskan Swasembada Pangan Nasional Sektor Gula' yang digelar di Pondok Pesantren Segoro Agung, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (19/2).
Ia mengingatkan, agar koperasi bisa mendapatkan dana bergulir dari LPDB, koperasi-koperasi tersebut harus sehat secara kelembagaan. "Kalau tidak sehat, bagaimana bisa koperasi mengembalikan pinjamannya? Karena, ini kan uang rakyat juga," tegasnya.
Supomo mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai sosialisasi di tingkat provinsi dengan mengumpulkan beberapa koperasi yang bekerja sama dengan dinas-dinas koperasi provinsi dan kabupaten/kota. Lewat sosialisasi itu, para pengurus koperasi diberi pemahaman mudahnya mengajukan pinjaman dari LPDB, cukup mengakses laman www.lpdb.go.id.
"Kalau mau mengajukan, tidak harus datang ke Jakarta, kita siap membantu," ungkapnya.
LPDB, tambah dia, akan terus mengembangkan pembiayaan kepada koperasi petani tebu untuk menyukseskan program swasembada pangan nasional, khususnya di sektor gula.
"Kita harus berkolaborasi dengan stakeholder yang lain, yaitu kepala dinas setempat, kemudian dari PG, kemudian dari koperasi itu sendiri. Ini semua supaya tepat sasaran dan tepat guna. Jadi Kementerian Koperasi melalui LPDB-nya, uang yang disalurkan LPDB itu akan bisa kembali dan kita bisa salurkan lagi kepada petani-petani berikutnya," tutur Supomo.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum KPUB Rosan Kencana, Pungkasiadi, menyatakan saat ini pihaknya memiliki 46 anggota koperasi primer yang beranggotakan 70 ribu petani dan tersebar di 24 kabupaten/kota di Jawa Timur.
"Kita semua ingin swasembada pangan sektor gula ini terjadi. Sudah sering kita dengar keinginan untuk swasembada pangan, tapi belum pernah terjadi," imbuhnya.
Terlebih, lanjut dia, KPUB Rosan Kencana Jawa Timur pernah sebagai pelaksana Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional di Jawa Timur Tahun 2004-2008, serta menjadi wadah kelembagaan koperasi bagi para petani tebu di Jawa Timur yang sampai saat ini masih berjalan dengan baik.
"Dan itu sudah dirasakan banyak manfaatnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Jatim," tandasnya. (Fal/E-1)