
KANKER serviks merupakan penyakit ganas yang menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker di kalangan wanita di Indonesia. Penyakit ini memiliki hubungan erat dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV).
Dokter Spesialis kandungan, Devi Marischa Malik, menjelaskan bahwa HPV terdiri dari dua kategori, yaitu risiko rendah dan risiko tinggi. HPV berisiko tinggi dapat menyebabkan perubahan sel abnormal yang berpotensi berkembang menjadi kanker serviks.
"HPV adalah virus yang dapat menginfeksi siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, yang paling menjadi perhatian adalah jenis HPV berisiko tinggi yang menyebabkan kanker serviks, serta kanker di area genital dan mulut," ungkap Devisaat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan (4/5).
Ironisnya, Indonesia mencatatkan angka kejadian kanker serviks tertinggi di Asia Tenggara. "Ini adalah masalah kesehatan yang serius, dan kesadaran masyarakat, khususnya perempuan, mengenai bahaya HPV dan upaya pencegahannya harus terus ditingkatkan," tegas Devi.
Di tengah ancaman yang serius ini, vaksinasi HPV hadir sebagai harapan baru untuk pencegahan. Vaksin ini berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap jenis HPV berisiko tinggi penyebab kanker serviks.
Devi mengungkapkan bahwa vaksinasi HPV merupakan salah satu metode pencegahan yang paling efektif saat ini. Menurutnya, hingga saat ini belum ada cara lain yang terbukti efektif mengingat sifat virus ini yang mudah menular. "Mungkin di masa depan, dengan kemajuan ilmu kedokteran, kita akan menemukan metode pencegahan yang lebih baik," jelasnya.
Ia juga memberikan penjelasan tentang cara kerja vaksin HPV dalam melindungi tubuh. "Vaksin HPV mengandung protein yang mirip dengan virus HPV, tetapi bukan bentuk virus yang dilemahkan. Ketika protein ini dimasukkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan mengenali dan membentuk antibodi. Dengan demikian, jika suatu saat virus HPV yang sesungguhnya masuk, antibodi ini akan segera menyerang dan melawannya."
LAFIYE, bekerjasama dengan Kitabisa, baru-baru ini mengadakan acara vaksinasi HPV gratis. Sebanyak 100 perempuan dari berbagai latar belakang berkesempatan mendapatkan perlindungan dari virus berbahaya ini.
Pendiri LAFIYE, Sashfir, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk kepedulian untuk menjaga kesehatan perempuan Indonesia.
"Kami percaya bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Vaksinasi HPV adalah langkah krusial dalam upaya tersebut," ujarnya.
Kepala Kemitraan Kitabisa, Fania Khamada, menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus HPV. "Kami berharap perempuan yang telah divaksinasi dapat menjadi inspirasi baru dalam menjaga kesehatan diri mereka," tambahnya.
Dengan adanya kolaborasi seperti yang dilakukan oleh LAFIYE serta dukungan dari tenaga kesehatan dan berbagai pihak, diharapkan lebih banyak perempuan Indonesia yang terlindungi dari bahaya HPV dan kanker serviks.
Kesadaran akan ancaman virus ini, ditambah dengan ketersediaan vaksinasi gratis, menjadi langkah maju yang signifikan dalam menciptakan perempuan Indonesia yang lebih sehat. (Z-10)