LG Hengkang, BKPM Gerak Cepat Temui Perwakilan Huayou

3 hours ago 4
LG Hengkang, BKPM Gerak Cepat Temui Perwakilan Huayou Warga tengah mengisi daya pada kendaraan listrik di stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU di Gambir, Jakarta, Selasa (18/02/2025).(MI/Usman Iskandar)

KEMENTERIAN Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berencana segera menemui perwakilan perusahaan asal Tiongkok, Huayou. Pertemuan itu ditujukan guna membahas konsorsium proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang dipimpin oleh LG sebelum raksasa asal Korea Selatan itu memutuskan hengkang dari proyek tersebut.

"Kita juga ini baru mau ketemu insya Allah kalau tidak di minggu ini, minggu depan, kita akan ketemu dengan pihak Huayou-nya, membahas terkait ini, mematangkan," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan, Kamis (24/4).

Ia melanjutkan, setelah memastikan hengkangnya LG dari konsorsium tersebut, BKPM akan membuat desain baru serta merencanakan pelibatan pihak lain dalam fasilitas ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

"Kemudian kita memfasilitasi pembentukan joint venture-nya," kata dia.

Proyek baterai EV yang dinamai Indonesia Grand Package tersebut sudah terealisasi sebesar US$1,2 miliar atau Rp20,2 triliun. Nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi yang mencapai US$8,6 miliar atau Rp145,2 triliun, dengan empat joint venture.

Joint Venture tersebut merujuk pada investasi di tambang nikel, pembuatan prekursor, katoda, anoda, cell battery, battery pack, dan daur ulang baterai.

"Pasti ini Huayou tidak akan sendirian, pasti akan bekerja sama nanti dengan partner-partner lainnya yang akan kita coba approach juga," katanya.

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan LG Energy Solution tidak mengundurkan diri dari sebagian investasinya di proyek ekosistem baterai, tetapi Pemerintah Indonesia yang meminta LG mundur karena negosiasinya berjalan terlalu lama.

Rosan mengatakan negosiasi dengan LG telah berjalan selama lima tahun sejak 2020.

"Tadi dikatakan bahwa dari sana (LG) memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Kenapa dikeluarkan surat itu? Karena, memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kami ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun," kata Rosan saat jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4) malam.

Rosan melanjutkan surat itu kemudian diterbitkan untuk LG, karena Huayou telah menyatakan keinginannya berinvestasi pada sektor ekosistem baterai. Keinginan Huayou untuk masuk dalam konsorsium proyek baterai di Indonesia itu diungkap sejak tahun 2024. (Ant/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |