Kurangi Downtime di Industri Tambang, ExxonMobil Dorong Efisiensi Operasional

2 weeks ago 26
Kurangi Downtime di Industri Tambang, ExxonMobil Dorong Efisiensi Operasional PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) sebagai penyedia teknologi dan layanan pelumas, menghadirkan solusi pelumasan canggih yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional.(Dok. Exxonmobil)

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) sebagai penyedia teknologi dan layanan pelumas, menghadirkan solusi pelumasan canggih yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional. Yakni, Mobilgrease XHP™ 462 Moly, berupa gemuk litium kompleks yang diformulasikan khusus untuk aplikasi berat dan kondisi operasional ekstrem.

Business Development Commercial Lubricants PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) FX Yanto menyampaikan, produk tersebut memiliki  kandungan 3% molibdenum disulfida. Produk ini dikatakan memberikan perlindungan baik terhadap keausan, menjadikannya ideal untuk aplikasi seperti pin, bushing, dan fifth wheel.

"Mobilgrease XHP™ 462 Moly memiliki formulasi khusus. Dengan pelumas berkualitas tinggi, membantu pelanggan meningkatkan produktivitas dan mengurangi downtime peralatan," ujar dalam keterangannya di acara Indonesia Mining Outlook 2025, Kamis (27/2).

Produk lainnya, Mobil DTE 10 Excel™ Series, rangkaian pelumas hidrolik, dirancang untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan efisiensi energi hingga 6%. Formula tersebut tidak hanya memperpanjang masa pakai pelumas, tetapi juga mengurangi downtime pada peralatan hidrolik.

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia juga menyediakan Mobil SHC™ Gear Series, pelumas dengan sistem aditif yang memberikan perlindungan terhadap keausan dan ketahanan tinggi terhadap micropitting fatigue. Pelumas ini dirancang untuk memastikan performa optimal mesin, bahkan dalam kondisi operasional yang paling menantang.

"Kami memahami tantangan yang dihadapi sektor pertambangan Indonesia dan berkomitmen memberikan solusi holistik guna mencapai efisiensi operasional," tambah Yanto.

Dalam menghadapi tantangan industri pertambangan, diperlukan strategi lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong transformasi yang lebih berkelanjutan. Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Priyadi Sutarso menekankan, pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, serta asosiasi dalam menciptakan kebijakan dan solusi inovatif.

"Sinergi yang erat diperlukan untuk menghasilkan kebijakan yang tidak hanya memperkuat daya saing industri, tetapi menjawab tuntutan global terhadap praktik pertambangan yang lebih bertanggung jawab," ujarnya. (Ins/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |