
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai Waisak merupakan momentum terbaik untuk meningkatkan integritas. Ajaran Budha terkait kejujuran diyakini bisa memastikan Indonesia bebas dari korupsi jika makna Waisak diserap dengan baik.
“Demikian halnya dalam agama Budha, yang hari ini sedang merayakan hari raya Waisak, yang juga mengajarkan sikap-sikap untuk tidak melakukan kebohongan, pengendalian hawa nafsu dan disiplin diri agar tidak hidup berlebihan, serta kepedulian terhadap sesama,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Senin (12/5).
Bantuan Tokoh Agama?
Budi mengatakan, KPK secara intens memberantas korupsi dengan cara berkolaborasi dengan banyak pihak. Salah satunya pemuka dan tokoh agama.
“Mengingat nilai-nilai antikorupsi seperti kejujuran, kesederhaan, dan kerja sama, juga menjadi nilai-nilai yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia maupun dalam ajaran-ajaran agama kita,” ucap Budi.
Nilai-nilai Waisak
Karenanya, momen Waisak dinilai penting untuk menyebarkan sikap antikorupsi. Masyarakat diharap memaknai hari raya ini dengan serius untuk meningkatkan integritas, saat melakukan kegiatan sehari-hari.
“Dengan berpegang pada nilai-nilai luhur budaya dan agama, tentunya menjadi penguat bagi kita untuk terus merawat harmoni bermasyarakat yang antikorupsi,” ucap Budi.
Perlu Kolaborasi?
KPK memastikan kolaborasi pemberantasan rasuah dengan pemuka agama terus dilakukan ke depannya. Sikap itu diambil untuk membuat konten pencegahan korupsi bisa diterima masyarakat.
“KPK berharap, melalui para tokoh masyarakat, tokoh agama, nilai-nilai antikorupsi semakin tersebar luas, dan tertatam menjadi karakter serta kepribadian setiap insan,” tutur Budi. (Can/P-3)