Farahdibha Suarakan Keterlibatan Perempuan Muda Bangun Ekonomi Inklusif

4 hours ago 2
Farahdibha Suarakan Keterlibatan Perempuan Muda Bangun Ekonomi Inklusif Ilustrasi(Dok Ist)

DI pulau Jeju, Korea Selatan, suara perempuan muda Indonesia bergema dalam sebuah forum ekonomi regional bergengsi, menyampaikan pentingnya keterlibatan perempuan muda dalam pembangunan ekonomi inklusif. Suara tersebut datang dari Farahdibha Tenrilemba, aktivis dan pemimpin organisasi perempuan, sebagai perwakilan Indonesia dalam Asia-Pacific Economic Cooperation Policy Partnership on Women and the Economy (APEC PPWE) 2025.

Pada forum yang menghadirkan delegasi dari 21 negara anggota APEC itu, Farahdibha tampil pada sesi bertema The Role of Young Women in Driving Economic Development.

Di hadapan para pembuat kebijakan, akademisi, serta pelaku usaha dari seluruh kawasan Asia-Pasifik, dia mengangkat praktik-praktik baik dari Indonesia. Mulai dari penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perempuan di desa-desa, literasi keuangan untuk pemula, hingga pada pengembangan kewirausahaan di kalangan anak muda.

“Saat perempuan muda diberikan ruang tumbuh dan berinovasi, dampaknya meluas, tak hanya buat dirinya, tapi juga komunitas di sekelilingnya,” ujar Farahdibha dalam salah satu pernyataan di forum.

Sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Sekjen Wanita Tani Indonesia HKTI, ia membawa suara akar rumput di panggung internasional. Dia menggambarkan bagaimana pelatihan kepemimpinan, pendampingan usaha kecil serta program ekonomi berbasis pada komunitas mengubah kehidupan ribuan perempuan, terutama di daerah pedesaan.

Pada dua sesi strategis lainnya yakni Women’s Health and Its Impact on Economic Growth dan Care Economy and Work-life Balance in the Context of Low Fertility and Aging Populations, dia menceritakan pengalamannya sebagai Co-Chair Working Group Care Economy W20-G20 2024.

Ia menekankan urgensi investasi dalam infrastruktur layanan perawatan, skema perlindungan maternitas yang kuat, dan kebijakan ketenagakerjaan yang menyeimbangkan kebutuhan profesional dan kehidupan keluarga.

“Ekonomi perawatan bukanlah beban, tetapi fondasi produktivitas jangka panjang. Negara yang berani berinvestasi dalam sektor ini bakal menuai bonus demografi yang lebih stabil dan sejahtera,” tegas Farahdibha.

Ia juga mendorong peran aktif sektor swasta membangun lingkungan kerja yang ramah bagi perempuan mulai dari pemberlakuan cuti melahirkan yang progresif hingga fasilitas penitipan anak di tempat kerja.

Dia menegaskan partisipasi dirinya di APEC PPWE bukan hanya kehadiran simbolik, melainkan cermin semangat baru yang dibawa perempuan muda Indonesia yakni inklusif, kolaboratif, dan berpandangan jauh ke depan.
APEC PPWE adalah forum strategis di bawah kerangka APEC yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan serta pengarusutamaan gender dalam pembangunan ekonomi regional.

Forum ini jadi wadah penting untuk bertukar gagasan, membangun sinergi lintas negara dan juga mendorong kebijakan yang menciptakan kesetaraan dalam kesempatan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |