Kim Kardashian Bersaksi di Pengadilan Paris Terkait Perampokan 2016

7 hours ago 2
Kim Kardashian Bersaksi di Pengadilan Paris Terkait Perampokan 2016 Kim Kardashian memberikan kesaksian emosional di pengadilan Paris terkait perampokan bersenjata tahun 2016 yang membuatnya kehilangan perhiasan jutaan dolar.(Instagram)

KIM Kardashian dijadwalkan hadir di pengadilan di Paris,  sebagai saksi dalam kasus perampokan yang terjadi tahun 2016. Kala itu ia ditodong senjata dan perhiasan senilai jutaan dolar diambil darinya.

Bintang reality TV dan pengusaha perempuan berusia 44 tahun itu diperkirakan akan memberikan kesaksian untuk menceritakan versinya mengenai kejadian perampokan tersebut. Di mana ia diikat dan ditodong senjata di sebuah kamar mewah tempat ia menginap selama Paris Fashion Week. Perhiasan senilai jutaan dolar diambil darinya, termasuk cincin tunangan berlian senilai US$4 juta (£2,9 juta) dari mantan suaminya, Kanye West. 

Sepuluh orang diadili dalam kasus ini, yang dimulai bulan lalu.

Kesaksian Resepsionis

Pada Senin, saksi Abderrahmane Ouatiki, resepsionis malam yang mengatakan ia dipaksa naik ke kamar hotel Kardashian dan disuruh menerjemahkan permintaan para perampok. Ouatiki mengatakan bintang Amerika itu "benar-benar histeris" dan "dalam keadaan teror yang luar biasa" ketika seorang pria yang "sangat gugup" menodongkan pistol ke arahnya. "Dia sangat agresif dan dia benar-benar ketakutan," kata Ouatiki.

Ia menambahkan ia juga takut akan nyawanya karena perampok itu bertindak tidak menentu dan jelas kesal dengan teriakan Kardashian.

Tiga orang dilaporkan berjaga-jaga di resepsionis Hotel de Pourtalès yang eksklusif di pusat kota Paris. Sementara dua pria lainnya memaksa Ouatiki untuk membawa mereka ke kamar Kardashian, di mana mereka menuntut agar ia menyerahkan cincinnya dan juga mencuri perhiasan lainnya dengan total nilai US$9 juta.

Para pria itu ditangkap tiga bulan kemudian bersama dengan beberapa orang lain yang diduga terlibat dalam kejahatan tersebut.

Perampok Kakek-Kakek

Awalnya, dua belas orang dijadwalkan untuk hadir di pengadilan, meskipun satu orang meninggal pada Maret dan satu orang lainnya dibebaskan karena alasan kesehatan. Dari 10 orang yang tersisa, semuanya kecuali dua orang menyangkal keterlibatan dalam perampokan tersebut. Perhiasan itu tidak pernah ditemukan, tetapi polisi menduga perhiasan itu dipecah-pecah dan dijual.

Media Prancis menjuluki para terdakwa sebagai "perampok kakek-kakek" karena beberapa di antaranya berusia 70-an. Banyak juga yang memiliki masalah kesehatan serius. Salah satunya sedang menjalani kemoterapi, sementara yang lain terlihat gemetar.

Dalang yang diduga, Aomar Ait Khedache, 68, diinterogasi minggu lalu. Tetapi tuli dan bisu dan harus menulis jawabannya dengan pena dan kertas yang diproyeksikan ke layar.

Sejak persidangan dibuka pada 28 April, jaksa penuntut berusaha untuk menghilangkan citra perampok lansia yang malang. "Mereka mungkin melakukan kesalahan, tetapi mereka tetap tim yang lumayan," kata penyelidik utama dari Brigade de Répression du Banditisme (Brigade Pemberantasan Kejahatan Bersenjata) minggu lalu.

Ia mencatat para perampok mengikat kaki dan pergelangan kaki Kardashian dengan kabel ties dan menempelkan lakban di mulutnya, dan mereka mengambil mobil untuk diparkir di dekat lokasi kejahatan dan menggunakan ponsel sekali pakai.

"Itu dilakukan dengan baik," katanya. "Mereka berhasil, karena mereka berhasil menjual barang-barang curian dan menyingkirkan cincin senilai US$4 juta di Antwerp, yang tidak mudah," tambahnya.

Menenangkan Situasi

Dalam kesaksiannya, Ouatiki juga menggambarkan sosok menakutkan dari salah satu perampok yang menurutnya memegang senjata dan "stres dan berteriak... Anda merasa bahwa itu adalah seseorang yang bisa sangat berbahaya."

Ouatiki bertindak sebagai penerjemah antara pria itu. Kardashian dan mengatakan ia melakukan yang terbaik untuk "menenangkan situasi karena saya tidak tahu apa yang mampu dilakukannya".

Ketika para perampok mengikat Kardashian dan membawanya ke kamar mandi, ia hanya mengenakan jubah mandi dan ikat pinggangnya terlepas, demikian yang terdengar di pengadilan. Ditanya oleh pengacara Kardashian, Léonore Hennerick, untuk menggambarkan momen tersebut, Ouatiki menolak untuk memberikan rincian. "Anda harus menghormati korban, saya pikir," katanya.

Mengacu pada momen itu dalam sebuah wawancara emosional tahun 2020, Kardashian mengatakan kepada jurnalis Amerika David Letterman ia mengira akan dilecehkan secara seksual. "Saya seperti, 'Oke, inilah saatnya saya akan diperkosa'," katanya.

Ia menambahkan takut akan nyawanya dan khawatir untuk adiknya, Khloe, yang sedang berada di klub: "Saya akan mati di kamar ini dan dia akan trauma seumur hidupnya."

Kembalikan Perhiasan

Sebaliknya, para perampok mengambil cincinnya serta berbagai perhiasan lainnya, telepon, dan uang tunai €1.000 lalu melarikan diri. Kardashian dengan cepat berhasil melepaskan diri dan pengawalnya tiba tak lama kemudian. Ia memberikan keterangan kepada polisi pada dini hari tanggal 3 Oktober dan segera terbang kembali ke AS.

Sementara itu, Ouatiki – warga negara Aljazair yang saat itu adalah mahasiswa PhD di bidang semiotika – mengatakan bahwa ia sangat menderita akibat spekulasi di media bahwa ia mungkin terlibat dalam perampokan tersebut. "Kecurigaan itu sangat berat untuk ditanggung," katanya kepada pengadilan.

Ouatiki mengatakan kepada media Prancis ia kehilangan status mahasiswanya tak lama setelah perampokan itu dan harus kembali ke Aljazair, di mana ia didiagnosis menderita PTSD. "Itu adalah bencana, hidup saya berantakan," katanya kepada Le Point.

Pada Selasa pagi, Simone Bretter, teman dan stylist Kardashian, akan memberikan kesaksian. Ia menginap di kamar yang sama selama perampokan tetapi berada di lantai yang berbeda dan bersembunyi ketika menyadari ada perampok yang masuk. Hampir 500 jurnalis terakreditasi dan kesaksian Kardashian diperkirakan akan menarik perhatian media yang sangat besar.

"Memberikan kesaksian akan memungkinkannya untuk merebut kembali kendali dalam situasi ini dan menulis ulang akhir ceritanya," kata Jeetendr Sehdev, pakar selebritas dan penulis buku The Kim Kardashian Principle.

"Pada tahun 2016, ia menjadi bahan lelucon. Tetapi pada tahun 2025, memberikan kesaksian akan mengubahnya menjadi narator," katanya kepada BBC. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |