
PT Suzuki Indomobil Motor mengumumkan kehadiran Suzuki Fronx di Indonesia. Suzuki Fronx merupakan sebuah inovasi kendaraan mild hybrid terbaru dari Suzuki Indonesia yang diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri otomotif global serta menambah alternatif pilihan produk kendaraan bermotor ramah lingkungan.
“Peluncuran ini menandai komitmen Suzuki terhadap pasar Indonesia dan menunjukkan kepercayaan perusahaan internasional terhadap potensi besar yang dimiliki oleh industri otomotif di tanah air,” ujar Riza, Kamis, (29/5).
Dirinya mengemukakan, di tengah tantangan global terkait perubahan iklim, industri otomotif juga diminta berkomitmen untuk mendukung transisi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Kendaraan dengan emisi karbon rendah merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara.
“Oleh karena itu, pemerintah memberikan dukungan penuh dalam pengembangan industri kendaraan emisi karbon rendah, sebagai bagian dari komitmen terhadap pengurangan emisi karbon dan upaya menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan,” tuturnya.
Kehadiran Suzuki Fronx ini melanjutkan kesuksesan produk ramah lingkungan Suzuki sebelumnya seperti Ertiga Hybrid dan XL7 Hybrid. “Kami berharap Suzuki Fronx tidak hanya diproduksi untuk pasar domestik, melainkan juga untuk memenuhi pasar ekspor global,” imbuhnya.
Presiden Direktur Suzuki Indomobil Motor dan Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, menyampaikan bahwa peluncuran Fronx di Tanah Air merupakan langkah penting bagi bisnis Suzuki secara keseluruhan.
"Suzuki Fronx ini bukan hanya mobil baru tapi pilar baru dalam bisnis kami, dengan target penjualan 2.000 unit per bulan,” ucap Minoru.
Suzuki optimistis Fronx akan diterima dengan baik oleh konsumen di Indonesia. Keyakinan ini didukung oleh fakta bahwa Fronx sudah diproduksi secara lokal di pabrik Suzuki di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, industri kendaraan bermotor memiliki nilai forward linkage sebesar 0,835 dan backward linkage sebesar 0,975. Nilai tersebut menunjukkan angka yang cukup tinggi dalam membawa dampak terhadap ketergantungan dan keterkaitan pada sektor lain.
Oleh karenanya, untuk meningkatkan backward linkage dan forward linkage di industri otomotif, pemerintah berupaya memberikan insentif pajak, mendorong inovasi, dan mendukung perluasan pasar ekspor. Selain itu, perlu ada regulasi yang mendukung pertumbuhan industri, serta peningkatan kualitas SDM dan teknologi.
“Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, Indonesia punya potensi sebagai pasar terbesar kendaraan bermotor di Asia Tenggara,” kata Faisol, dalam keterangannya, Kamis, (29/5).
Faisol mengatakan, industri otomotif memiliki peran penting dan strategis dalam menopang perekonomian nasional. Tidak hanya berkontribusi pada sektor hulu (backward linkage) yang menyuplai bahan baku atau komponen produksi seperti industri logam, elektronik, kaca dan karet, tetapi industri otomotif juga membawa dampak positif terhadap sektor hilir (forward linkage) yang memanfaatkan hasil produksinya (output) antara lain oleh sektor perdagangan, transportasi, dan logistik.
Perbandingan Harga
Untuk Fronx varian GL, Suzuki membuka harga mulai dari Rp259 juta untuk transmisi manual dan Rp271 juta untuk transmisi matik. Harga ini jelas bersaing dengan Honda WR-V varian E yang bahkan harga varian transmisi manualnya lebih mahal hampir Rp10 juta dari GL AT.
Sedangkan untuk Fronx varian GX yang sudah mendapatkan mesin K15C dan Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) dibanderol di harga mulai dari Rp276 juta untuk transmisi manual dan Rp293,9 juta untuk varian transmisi otomatis.
Terakhir untuk Suzuki Fronx SGX yang sudah dapat fitur Suzuki Safety Support di harga mulai dari Rp319,9 juta dan varian SGX berwarna two-tone yang dengan harga mulai dari Rp321,9 juta. (H-3)