Kecam Khamenei Klaim Menang Lawan Israel, Trump Ingin Serang Iran Lagi

7 hours ago 2
Kecam Khamenei Klaim Menang Lawan Israel, Trump Ingin Serang Iran Lagi Donald Trump.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan kecaman tajam terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, atas klaim bahwa Teheran memenangkan konflik 12 hari terakhir dengan Israel. Trump juga memperingatkan bahwa AS akan benar-benar melancarkan serangan militer kembali jika Iran melanjutkan pengembangan senjata nuklir.

Melalui unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump menuduh Khamenei berbohong soal kemenangan dan menyebut dirinya telah menyelamatkan sang pemimpin Iran dari kematian yang sangat buruk dan memalukan. Dia menyebut klaim kemenangan tersebut sebagai kebohongan yang terang-terangan dan bodoh.

Dalam pernyataannya usai gencatan senjata yang mengakhiri konflik, Khamenei menyatakan bahwa Iran telah menampar muka Amerika dengan meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan terhadap fasilitas nuklir di Fordow, Isfahan dan Natanz.

Trump, dalam pernyataan lebih lanjut, mengungkapkan bahwa ia meminta Israel menghentikan serangan terakhir.

"Negaranya hancur lebur, tiga situs Nuklirnya yang jahat dihancurkan, dan saya tahu persis di mana ia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini merupakan yang Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya," tulisnya.

Meski pernyataan Trump menyebut kemampuan nuklir Iran telah dilumpuhkan, sejumlah laporan intelijen yang bocor menyatakan bahwa kerusakan hanya menunda program tersebut selama beberapa bulan.

Trump juga mengatakan bahwa komentar Khamenei yang penuh kemarahan, kebencian dan rasa jijik membuatnya menghentikan segala upaya yang berkaitan dengan pencabutan sanksi. Dia menyebut keputusan tersebut sebagai penundaan atas peluang Iran untuk pemulihan penuh, cepat dan menyeluruh.

Di Gedung Putih, Trump sebelumnya ditanya apakah ia akan mempertimbangkan serangan lanjutan terhadap Iran jika program nuklir terus berjalan.

"Tentu, tanpa pertanyaan, tentu saja," jawabnya.

Trump menambahkan bahwa ia berharap inspektur dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) atau lembaga lain yang terpercaya dapat memeriksa lokasi nuklir Iran.

Namun, parlemen Iran telah menyetujui rancangan undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA. 

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya bisa menolak permintaan akses ke situs nuklir. 

Dalam pernyataan di platform X, Araghchi mengatakan desakan Direktur Jenderal IAEA untuk mengunjungi situs yang dibom dengan dalih perlindungan tidak ada artinya dan bahkan mungkin bermaksud jahat.

"Iran berhak untuk mengambil langkah apa pun untuk membela kepentingannya, rakyatnya, dan kedaulatannya," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi menyatakan bahwa memastikan dilanjutkannya kembali inspeksi adalah prioritas utamanya, setelah semua kegiatan dihentikan sejak serangan Israel dimulai pada 13 Juni.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengindikasikan bahwa negaranya masih berada dalam kondisi perang dengan Iran. Pada hari Jumat, ia menginstruksikan militer untuk menyusun rencana operasi. Rencana itu mencakup mempertahankan keunggulan udara Israel, mencegah kemajuan nuklir dan produksi rudal, serta tanggapan terhadap dukungan Iran terhadap aktivitas terorisme terhadap Israel.

Sehari sebelumnya, Katz menyatakan bahwa Israel berniat untuk melenyapkan Khamenei dan menyebut tindakan tersebut tidak memerlukan persetujuan dari Amerika Serikat. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |